Dampak Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada Produksi Susu dan Pendapatan Usaha Sapi Perah Di Kabupaten Banyumas
DOI:
https://doi.org/10.33369/saintrop.v1i.306Keywords:
PMK, Produksi Susu, Pendapatan, Sapi Perah, BanyuasinAbstract
Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) merupakan penyakit hewan
menular akut, yang disebabkan oleh virus RNA (Picornaviridae,
Apthovirus) yang dapat menyerang hewan ternak berkuku belah,
termasuk sapi perah yang dapat menimbulkan banyak kerugian baik
produksi dan ekonomi. Peternakan sapi perah di Kabupaten Banyumas
khususnya di Kecamatan Pekuncen, Cilongok, Karanglewas,
Kedungbanteng, Baturraden dan Sumbang terdampak Penyakit Mulut dan
Kuku (PMK). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak PMK
terhadap produksi susu dan pendapatan usaha sapi perah di Kabupaten
Banyumas. Metode penelitian ini menggunakan metode survei. Data
Primer diperoleh dari hasil kuesioner, observasi, wawancara dan
dokumentasi. Sedangkan data sekunder diperoleh dari Koperasi
Peternakan Satria, Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten
Banyumas, dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Banyumas. Data dianalisa
dengan menggunakan metode Uji t berpasangan dengan tingkat
signifikansi 0,05. Hasil penelitian menunjukkan rata- rata produksi susu
tahun 2022 sebanyak 9.768,85 liter dan pada tahun 2023 9.239,01 liter.
Dari hasil analisa menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata produksi
susu tahun 2022 dan 2023 dengan nilai siginifikansi 0,489. Untuk
pendapatan usaha sapi perah tahun 2022 rata-rata Rp. 27.324.756,- dan
tahun 2023 Rp. 28.327.623,-. Dari hasil analisa menunjukkan bahwa tidak
ada perbedaan yang nyata antara pendapatan usaha sapi perah tahun
2022 dan 2023 dengan nilai signifikansi 0,817.