https://conference.unib.ac.id/index.php/saintrop/issue/feedSeminar Inovasi dan Teknologi Peternakan Tropis (SAINTROP)2025-06-25T09:41:49+00:00Arif Rahman Azisarifrahmanaziz@unib.ac.idOpen Journal Systems<p> </p> <p><img src="https://conference.unib.ac.id/index.php/saintrop/management/settings/context/blob:https://conference.unib.ac.id/3342686a-e57c-4e56-8478-de439e02dfcd" /></p>https://conference.unib.ac.id/index.php/saintrop/article/view/310Pengaruh Pemberian Air Buah Kelapa Tua dengan Level yang Berbeda terhadap Produktivitas Rumput Pakchong2025-06-25T04:35:43+00:00Tesa Donatiatesadonatia19@gmail.comLiman Limantesadonatia19@gmail.comErwanto Erwantotesadonatia19@gmail.comMuhtarudin Muhtarudintesadonatia19@gmail.com<div class="page" title="Page 1"> <div class="section"> <div class="layoutArea"> <div class="column"> <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari pemberian air buah kelapa tua dengan level yang berbeda terhadap produktivitas rumput Pakchong dan mengetahui level terbaik dari pemberian air buah kelapa tua terhadap produktivitas rumput Pakchong. Penelitian ini dilakukan dari September hingga Desember 2024 yang berlokasi di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung serta di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak, Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Penelitian ini menggunakan meode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan yaitu P0: tanpa perlakuan (kontrol), P1: air buah kelapa tua sebanyak 25%, P2: air buah kelapa tua sebanyak 50%, dan P3: air buah kelapa tua sebanyak 75%. Setiap unit percobaan diulang sebanyak 5 kali, sehingga total terdapat 20 unit percobaan. Data yang didapat dianalisis menggunakan Analysis of Variance (ANOVA). Jika terdapat perbedaan yang signifikan antar perlakuan, analisis akan dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian air buah kelapa tua tidak memberikan pengaruh yang signifikan (P>0,05) terhadap jumlah anakan, bobot segar, maupun bobot kering rumput Pakchong.</p> </div> </div> </div> </div>2025-12-03T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Seminar Inovasi dan Teknologi Peternakan Tropis (SAINTROP)https://conference.unib.ac.id/index.php/saintrop/article/view/316Pengaruh Penggunaan Tepung Maggot pada Ransum yang Mengandung Daun Senduduk (Melastoma malabathricum L.) terhadap Kualitas Telur Puyuh.2025-06-25T04:43:45+00:00Dwi Cahyo Wijacksono Vaniheri_dp@unib.ac.idKususiyah Kususiyahheri_dp@unib.ac.idMuhammad Daniheri_dp@unib.ac.id<p>Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh penggunaan tepung maggot pada ransum yang mengandung daun senduduk (Melastoma malabathricum L) terhadap kualitas telur puyuh. Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan, setiap ulangan menggunakan 8 ekor puyuh. P0 : Ransum kontrol tanpa menggunakan maggot, P1 : penggunaan maggot 5%, P2 : Penggunaan maggot 10% dan P3 : Penggunaan maggot 15%. Variabel yang diamati adalah berat telur, indeks albumen, indeks Yolk, warna yolk, tebal kerabang telur dan haugh unit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan tepung maggot hingga 15% berpengaruh tidak nyata (P>0, 05) terhadap berat telur, warna yolk, indeks yolk, indeks albumen dan tebal kerabang telur, namun berpengaruh nyata (P<0, 05) terhadap Haugh Unit. Haugh Unit tertinggi terjadi pada penggunaan maggot 10%. Disimpulkan penggunaan maggot hingga 15% dalam ransum yang mengandung daun senduduk 4% dapat menggantikan KLK tanpa menurunkan kualitas telur puyuh.</p>2025-12-03T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Seminar Inovasi dan Teknologi Peternakan Tropis (SAINTROP)https://conference.unib.ac.id/index.php/saintrop/article/view/319Potensi Hidrolisat Maggot sebagai Substitusi Tepung Ikan terhadap Kinerja Pertumbuhan dan Efisiensi Penggunaan Pakan Ayam KUB2025-06-25T04:51:40+00:00Lutfi Rizal Hudalutfi.huda@mhs.unsoed.ac.idBambang Hartoyolutfi.huda@mhs.unsoed.ac.idSri Rahayulutfi.huda@mhs.unsoed.ac.id<div class="page" title="Page 1"> <div class="section"> <div class="layoutArea"> <div class="column"> <p>Ketergantungan terhadap tepung ikan menjadi tantangan karena keterbatasan dan harga yang fluktuatif. Hidrolisat maggot sebagai alternatif bahan pakan tinggi protein menawarkan potensi keberlanjutan pakan unggas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh substitusi tepung ikan dengan hidolisat maggot terhadap Konsumsi pakan, Pertambahan Bobot Badan (PBB), Rasio Efisiensi Protein (PER). Materi penelitian adalah 50 ekor ayam Kampung unggul Balitbangtan (KUB) umur 2 minggu yang diseragamkan bobot badannya. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 Perlakuan dan 5 ulangan. Lima formulasi pakan berupa self mixing dengan penggunaan hidrolisat maggot sebagai substitusi tepung ikan, yaitu P0 (0%), P1 (25%), P2 (50%), P3 (75%) dan P4 (100%). Data di analisis menggunakan analisis sidik ragam dan dilanjutkan dengan uji Duncan’s. Hasil analisis menunjukkan bahwa peningkatan subtitusi hidrolisat maggot menunjukkan penurunan signifikan pada tiap parameter yang diamati. Substitusi tepung ikan dengan hidrolisat maggot hingga 25% masih masih menunjukkan performa optimal. Akan tetapi, penggantian mencapai 50% memiliki efek penurunan terhadap seluruh parameter penelitian.</p> </div> </div> </div> </div>2025-12-03T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Seminar Inovasi dan Teknologi Peternakan Tropis (SAINTROP)https://conference.unib.ac.id/index.php/saintrop/article/view/320Identifikasi dan Komposisi Hijauan Pakan Ternak Kambing pada Peternakan Rakyat di Distrik Prafi Kabupaten Manokwari2025-06-25T05:05:37+00:00Sineri Le.saragih@unipa.ac.idEvi W Saragihe.saragih@unipa.ac.idIsti Widayatie.saragih@unipa.ac.id<div class="page" title="Page 1"> <div class="section"> <div class="layoutArea"> <div class="column"> <p>Penelitian ini bertujuan untuk menginventarisasi spesies hijauan pakan ternak dan komposisi hijauan pakan yang diberikan pada ternak kambing di peternakan rakyat di Distrik Masni Kabupaten Manokwari. Hal ini sangat penting untuk pengembangan hijauan pakan ternak kambing sesuai dengan pengetahuan lokal peternak yang dianggap memiliki tingkat palatabilitas yang tinggi dan mendukung produktivitas ternak kambing. Terdapat 24 jenis hijauan pakan ternak kambing yang terdiri dari 9 spesies rumput, 8 spesies legum dan 7 spesies hijauan lain dan limbah pertanian. Kombinasi pakan ternak kambing secara umum terdiri dari rumput dan legum, rumput, legum dan hijauan lain. Proporsi hijauan pakan didominasi legum pohon seperti gamal (Gliricidia sepium) dan Lamtoro (Leucaena leucocephala) serta rumput potong seperti rumput odot (Pennisetum purpureum cv. Mott) dan rumput paitan (Paspalum conjugatum). Hijauan lain seperti daun randu dan limbah pertanian seperti daun Nangka juga umum diberikan sebagai pakan ternak kambing. Hijauan-hijaun ini dianggap hijauan pakan dengan kualitas baik oleh peternak dan dianggap dapat mendukung produktivitas ternak kambing. Oleh sebab itu, gamal dan lamtoro, rumput odot dan rumput paitan dapat dikembangakan dan didukung instansi terkait untuk pengembangannya untuk menunjang peningkatan populasi dan produktivitas ternak kambing dan penyediaan sumber protein hewani di Distrik Prafi Kabupaten Manokwari.</p> </div> </div> </div> </div>2025-12-03T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Seminar Inovasi dan Teknologi Peternakan Tropis (SAINTROP)https://conference.unib.ac.id/index.php/saintrop/article/view/325Produktivitas Ulat Tepung (Tenebrio Molitor) pada Media Pakan Berbeda2025-06-25T05:45:09+00:00Danes Galuh Pramudhita Lingga Hapsariy-cahya@apps.ipb.ac.idAsnath Maria Fuahy-cahya@apps.ipb.ac.idHenny Nurainiy-cahya@apps.ipb.ac.idAmelia Kamila Islamiy-cahya@apps.ipb.ac.idWinarno Winarnoy-cahya@apps.ipb.ac.idYuni Cahya Endrawatiy-cahya@apps.ipb.ac.id<div class="page" title="Page 1"> <div class="section"> <div class="layoutArea"> <div class="column"> <p>Ulat tepung merupakan larva dari kumbang hitam (Tenebrio molitor) yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai pakan burung. Informasi terkait media pakan ulat tepung yang dapat menghasilkan produktivitas baik masih sangat terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan pengaruh media pakan terhadap produktivitas ulat tepung. Media pakan yang digunakan adalah 100% ampas tahu kering, 100% dedak padi, 100% sekam padi, 50% ampas tahu kering + 50% dedak padi, 50% ampas tahu kering + 50% sekam padi, 50% sekam padi + 50% dedak padi. Rancangan percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 6 perlakuan dengan 3 ulangan pada masing masing perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan tidak memengaruhi bobot badan, pertambahan bobot badan, dan panjang badan ulat tepung, namun memengaruhi konsumsi pakan, persentase pupasi, dan mortalitas. Media pakan 50% ampas tahu kering + 50% dedak padi merupakan media pakan terbaik karena mampu meningkatkan konsumsi pakan, persentase pupasi, dan menurunkan angka mortalitas.</p> </div> </div> </div> </div>2025-12-03T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Seminar Inovasi dan Teknologi Peternakan Tropis (SAINTROP)https://conference.unib.ac.id/index.php/saintrop/article/view/327Pemberian Ransum Komplit Berbentuk Pellet yang Mengandung Tepung Daun Kelor (Moringa Oleifera) terhadap Kualitas Karkas Broiler2025-06-25T05:17:45+00:00Yosi Fenitayosifenita15@gmail.comUrip Santosoyosifenita15@gmail.comAlif Syabaitul Azmitsyosifenita15@gmail.com<div class="page" title="Page 1"> <div class="section"> <div class="layoutArea"> <div class="column"> <p>Penelitian ini mengevaluasi pengaruh pemberian ransum komplit berbentuk pellet yang mengandung tepung daun kelor (Moringa oleifera) terhadap kualitas karkas broiler. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober hingga November 2024 di Commercial Zone and Animal Laboratory, Universitas Bengkulu, dengan menggunakan 160 ayam broiler betina yang dibagi ke dalam 20 petakan dengan empat perlakuan (0%, 5%, 10%, dan 15% tepung daun kelor) dan lima ulangan. Variabel yang diamati meliputi berat karkas, persentase berat karkas, warna karkas, rasio daging-tulang, cooking loss, dan drip loss. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian tepung daun kelor tidak berpengaruh signifikan terhadap berat karkas, persentase berat karkas, dan warna karkas, namun dapat menurunkan cooking loss dan drip loss, terutama pada level 15%. Temuan ini menunjukkan bahwa tepung daun kelor dalam bentuk pellet dapat meningkatkan kualitas daging dengan mengurangi cooking loss dan drip loss.</p> </div> </div> </div> </div>2025-12-03T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Seminar Inovasi dan Teknologi Peternakan Tropis (SAINTROP)https://conference.unib.ac.id/index.php/saintrop/article/view/328Pertambahan Bobot dan Panjang Saluran Pencernaan Broiler yang Diberi Ekstrak Etanol Daun Kitolod (Isotoma Longiflora) Melalui Air2025-06-25T05:22:36+00:00Muhammad Danimdani@unib.ac.idRafli Ardian Silaenmdani@unib.ac.idKususiyah Kususiyahmdani@unib.ac.idWoki Bilyaromdani@unib.ac.idArif Rahman Azismdani@unib.ac.id<div class="page" title="Page 1"> <div class="section"> <div class="layoutArea"> <div class="column"> <p>Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk mengevaluasi pengaruh pemberian ekstrak etanol daun kitolod (EEDK) melalui air minum terhadap pertambahan bobot dan panjang saluran pencernaan serta karkas broiler. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan 5 ulangan dan setiap ulangan terdiri 10 ekor ayam (total 200 ekor ayam). Perlakuan P0 (air minum tanpa EEDK), P1 (air minum + 1% EEDK), P2 (air minum + 2% ekstrak daun kitolod) dan P3 (air minum + 3% EEDK). Variabel yang diamati yaitu pertambahan bobot dan panjang saluran pencernaan serta karkas pada ayam broiler. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian EEDK berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap pertambahan bobot dan panjang saluran pencernaa. Pemberian EEDK sampai 3% belum mampu meningkatkan pertambahan bobot dan panjang saluran pencernaan broiler.</p> </div> </div> </div> </div>2025-12-03T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Seminar Inovasi dan Teknologi Peternakan Tropis (SAINTROP)https://conference.unib.ac.id/index.php/saintrop/article/view/331Pemberian Ransum Komplit Berbentuk Pellet yang Mengandung Tepung Daun Kelor (Moringa Oleifera) terhadap Deposisi Lemak Broiler2025-06-25T05:26:17+00:00Khairul Ikhsanikhsankhairul693@gmail.comYosi Fenitaikhsankhairul693@gmail.comNurmeiliasari Nurmeiliasariikhsankhairul693@gmail.com<div class="page" title="Page 1"> <div class="section"> <div class="layoutArea"> <div class="column"> <p>Seiring dengan meningkatnya populasi, kebutuhan akan protein hewani turut bertambah, dan ayam broiler menjadi salah satu sumber protein yang banyak dikonsumsi. Namun, daging broiler memiliki kelemahan yaitu tingginya kadar kolesterol yang dapat mencapai 100 mg per 100 gram daging. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh pemberian tepung daun kelor (Moringa oleifera) dalam bentuk pelet terhadap deposisi lemak pada ayam broiler. Penelitian dilaksanakan di CZAL dan laboratorium Universitas Bengkulu pada bulan Oktober hingga November 2024 dengan menggunakan 200 ekor ayam broiler betina. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan, yaitu penambahan tepung daun kelor sebesar 0%, 5%, 10%, dan 15%, masing-masing dengan lima ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan tepung daun kelor hingga 15% mampu menurunkan kadar lemak pada berbagai bagian tubuh ayam, seperti abdomen, proventrikulus, ventrikulus, jantung, leher, dan paha, serta menurunkan total lemak tubuh secara keseluruhan. Selain itu, nilai Fatty Liver Score juga menunjukkan peningkatan kualitas hati yang lebih sehat dibandingkan dengan kontrol, sehingga tepung daun kelor berpotensi digunakan sebagai feed additive alami yang efektif untuk meningkatkan kualitas produksi ayam broiler dan mengurangi kadar lemak dalam dagingnya.</p> </div> </div> </div> </div>2025-12-03T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Seminar Inovasi dan Teknologi Peternakan Tropis (SAINTROP)https://conference.unib.ac.id/index.php/saintrop/article/view/321Pemanfaatan Empulur Rumbia Sebagai Substitusi Gaplek pada Ransum Komplit Berbasis Pelepah Sawit Amoniasi terhadap Kecernaan Bahan Kering dan Bahan Organik Pada Domba2025-06-25T05:04:47+00:00Dimas Ari Wijayadimasgaming1707@gmail.comIrma Badarina dimasgaming1707@gmail.comJarmuji Jarmujidimasgaming1707@gmail.com<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi level terbaik pemanfaatan<br>empulur rumbia dalam ransum komplit sebagai substitusi gaplek untuk<br>meningkatkan kecernaan bahan kering dan bahan organik pada domba.<br>Penelitian ini menggunakan Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL) dengan 4<br>perlakuan 4 ulangan. Perlakuan terbagi atas P0: Ransum komplit berbasis<br>pelepah sawit amoniasi (PSA 40%), gaplek 30%, bungkil sawit dan ampas tahu<br>15%, P1: Ransum komplit + 10% empulur rumbia, P2: ransum komplit + 20%<br>empulur rumbia, P3: ransum komplit + 30% empulur rumbia. Hasil penelitian<br>menunjukkan bahwa perlakuan tidak signifikan antar perlakuan terhadap<br>kecernaan bahan kering dan bahan organik pada domba yang mendapat<br>perlakuan empulur rumbia sebagai pengganti gaplek. Rata – rata kecernaan<br>bahan kering, yaitu 72,03% – 77,61% dan rata – rata kecernaan bahan organik<br>77,04% – 81,66%. Kesimpulan empulur rumbia dapat diberikan pada ransum<br>komplit pelepah sawit amoniasi sebesar 30%.</p>2025-12-03T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Seminar Inovasi dan Teknologi Peternakan Tropis (SAINTROP)https://conference.unib.ac.id/index.php/saintrop/article/view/313Pemanfaatan Empulur Rumbia sebagai Substitusi Gaplek pada Ransum Komplit Berbasis Pelepah Sawit Amoniasi terhadap Pertambahan Berat Badan (PBB) dan Konsumsi Pada Domba2025-06-25T04:36:02+00:00Videa Puspita Sarivideapuspitasari31@gmail.comJarmuji Jarmujivideapuspitasari31@gmail.comIrma Badarinavideapuspitasari31@gmail.com<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi level terbaik pemanfaatan<br>empelur rumbia dalam ransum komplit sebagai substitusi gaplek untuk<br>meningkatkan Pertambahan Berat Badan (PBB) dan konsumsi pada domba.<br>Penelitian ini menggunakan Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL) dengan 4<br>perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan terbagi atas P0 = ransum komplit berbasis<br>Pelepah Sawit Amoniasi (PSA 40%), gaplek 30%, bungkil sawit dan ampas tahu<br>15%, P1 = PSA 40%, 10% empulur rumbia, 20% gaplek, serta 15% bungkil sawit<br>dan ampas tahu, P2 = PSA 40% + 20% empulur rumbia, 10% gaplek, serta 15%<br>bungkil sawit dan ampas tahu, P3 = PSA 40% + 30% empulur rumbia, 15% bungkil<br>sawit dan ampas tahu. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat perbedaan<br>nyata antar perlakuan terhadap konsumsi segar, konsumsi bahan kering, dan<br>pertambahan bobot badan domba yang mendapat perlakuan empulur rumbia<br>sebagai pengganti gaplek. Rata-rata pertambahan berat badan yaitu 17,86 - 40,48<br>gram/hari, dan rata-rata konsumsi bk yaitu 491,07 – 508,09 gram/hari. Kesimpulan<br>empulur rumbia dapat diberikan pada ransum PSA sebesar 30%.</p>2025-12-03T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Seminar Inovasi dan Teknologi Peternakan Tropis (SAINTROP)https://conference.unib.ac.id/index.php/saintrop/article/view/323Pengaruh Pemberian Sakura Blok Plus Solid terhadap Kecernaan Neutral Detergent Fiber (NDF) dan Hemiselulosa Pada Sapi Potong Yang Diberi Pakan Rumput Alam2025-06-25T05:11:35+00:00Yuan Franco Zolayuanfranco21@gmail.comJarmuji Jarmujiyuanfranco21@gmail.comHidayat Hidayatyuanfranco21@gmail.com<p>Sakura blok plus merupakan modifikasi dari sakura blok komersial<br>dengan menggunakan tepung cacing tanah 6% sebagai pengganti dedak dan<br>bungkil sawit sebagai pengganti jagung. Sakura blok plus mengandung 25%<br>protein kasar, 4,62% serat kasar dan 87,76% total gizi tercerna. Penelitian ini<br>bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan solid pada sakura blok plus terhadap<br>kecernaan Neutral Detergent Fiber (NDF) dan Hemiselulosa pada sapi Kaur yang<br>diberi pakan rumput alam. Penelitian ini dilaksanakan selama 60 hari di<br>Commercial Zone Animal Laboratory (CZAL) Jurusan Peternakan Fakultas<br>Pertanian Universitas Bengkulu dan Laboratoriun Kimia Balai Penelitian Ternak<br>Bogor. Penelitian ini menggunakan Rancangan Bujur Sangkar Latin(RBSL)<br>dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan yang terdiri atas penambahan solid P1=5,5%,<br>P2=11%, P3=16,5% dan P4=22% sebagai pengganti dedak.Hasil Penelitian<br>menunjukkan penambahan pada sakura blok plus solid tidak berpengaruh nyata<br>terhadap Kecernaan Neutral Detergent Fiber(NDF) dan Hemiselulosa.Rata-rata<br>kecernaan Neutral Detergent Fiber(NDF) dan Hemiselulosa pada penelitian ini<br>adalah 82,21% dan 84,95%.Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan<br>bahwa penambahan solid sebesar 22% pada sakura blok plus tidak mengurangi<br>kecernaan Neutral Detergent Fiber(NDF) dan Hemiselulosa.</p>2025-12-03T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Seminar Inovasi dan Teknologi Peternakan Tropis (SAINTROP)https://conference.unib.ac.id/index.php/saintrop/article/view/326Pengaruh Suplementasi Sakura Blok Plus yang Mengandung Solid terhadap Kecernaan Acid Detergent Fiber (ADF) dan Selulosa Sapi Potong yang diberi Pakan Rumput Alam2025-06-25T05:17:36+00:00M. Iqbal Iqbalm.iqbalkki@gmail.comJarmuji Jarmujim.iqbalkki@gmail.comHidayat Hidayatm.iqbalkki@gmail.com<p>Sapi potong adalah sapi yang dipelihara dengan tujuan utama sebagai<br>penghasil daging, sehingga sering disebut sebagai sapi pedaging. Ada banyak jenis<br>sapi potong yang ada di Indonsesia yaitu sapi Peranakan Ongole (PO), Simental,<br>Sapi Bali dan ada sapi Kaur. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi<br>kecernaan Acid Detergent Fiber (ADF) dan Selulosa sapi potong yang diberi<br>suplemen pakan Sakura blok yang mengandung Solid. Penelitian ini dilaksanakan<br>selama 60 hari di Comersial Zone Animal Laboratorium Jurusan Peternakan<br>Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. Penelitian ini menggunakan Rancangan<br>Bujur Sangkar Latin (RBSL) dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan yang terdiri atas<br>penambahan solid P1=5,5%, P2=11%, P3=16,5% dan P4=22% sebagai pengganti<br>dedak. Metode yang dilakukan adalah pemberian pakan perlakuan dengan<br>variable pengukuran konsumsi ransum segar, konsumsi berdasarkan bahan<br>kering, konsumsi ADF dan Selulosa, kecernaan ADF dan kecernaan Selulosa. Data<br>yang diperoleh dianalisis menggunakan Analyis of Variance (ANOVA). Jika<br>perlakuan berpengaruh signifikan maka dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple<br>Range Test (DMRT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan sakura<br>blok yang mengandung solid dengan level 22% (100% menggatikan dedak) tidak<br>mempengaruhi kecernaan ADF dan Selulosa pada sapi potong.</p>2025-12-03T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Seminar Inovasi dan Teknologi Peternakan Tropis (SAINTROP)https://conference.unib.ac.id/index.php/saintrop/article/view/301Karakteristik Fisik Wafer Pakan Berbasis Limbah Sayur dengan Bahan Perekat yang Berbeda2025-05-15T10:27:51+00:00Adib Norma Respatiadib@polije.ac.idFirli Ramadhanfirliramadhan809@gmail.comNur Muhamadnurmuhamad@polije.ac.idSuci Wulandarisuci@polije.ac.idWahyu Kartika Nur SuciWahyu.kn@polije.ac.idTeddy SetiawanTeddy_setiawan@polije.ac.idMuhammad Rozaqrozaqmuhammad14@gmail.comWindu Bagus Dwi Kurniawanbaguswindu66@gmail.comMoh. Faris Hertanto Wibowofmohammadfaris375@gmail.com<p>Wafer pakan merupakan pakan hasil penerapan teknologi dengan menggunakan prinsip pemanasan dan tekanan sehingga terbentuk produk yang kompak dan padat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan tepung perekat terhadap kualitas fisik wafer pakan ternak. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Pakan Jurusan Peternakan. Metode pembuatan wafer meliputi beberapa tahapan yaitu formulasi, pencampuran, pemanasan, penekanan, pendinginan, dan pengeringan. Variabel yang diamati adalah kualitas fisik (warna, aroma dan tekstur), kerapatan, berat jenis dan daya serap air. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap pola searah. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan Analysis of variance (ANOVA), apabila terdapat perbedaan signifikan (P<0,05) maka dianjutkan dengan uji lanjut menggunakan <em>Duncan’s Multiple Range Test</em> (DMRT), sedangkan kualitas fisik dianalisis secara deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas fisik (warna, aroma dan tekstur) mempunyai hasil yang hampir sama pada masing-masing perlakuan. Pengaruh jenis tepung perekat menunjukkan hasil berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap kerapatan, daya serap air dan berat jenis wafer pakan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah tepung perekat berpengaruh terhadap kerapatan, daya serap air dan berat jenis wafer pakan, tepung perekat yang terbaik adalah tepung jagung</p>2025-12-03T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Seminar Inovasi dan Teknologi Peternakan Tropis (SAINTROP)https://conference.unib.ac.id/index.php/saintrop/article/view/329Analisis Proksimat Silase Tebon Jagung dengan Menggunakan Additive Kulit Nanas dan Onggok2025-06-25T05:28:59+00:00Etha ‘Azizah hasiibetha.hasiib@fp.unila.ac.idSyahrio Tantaloetha.hasiib@fp.unila.ac.idErwanto Erwantoetha.hasiib@fp.unila.ac.idLiman Limanetha.hasiib@fp.unila.ac.idMuhtarudin Muhtarudinetha.hasiib@fp.unila.ac.idRirin Angrianianggunmarisa33@gmail.comAnggi Derma Tungga Dewietha.hasiib@fp.unila.ac.idNovi Eka Watietha.hasiib@fp.unila.ac.idDella Septianietha.hasiib@fp.unila.ac.id<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian onggok<br>dan kulit nanas sebagai additive silase tebon jagung. Rancangan yang digunakan<br>dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap dengan menggunakan 3<br>perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan dalam penelitian ini adalah: T1 : Tebon jagung<br>+ 5% kulit nanas + 4% onggok; T2 : Tebon jagung + 10% kulit nanas + 4% onggok;<br>T3 : Tebon jagung + 15% kulit nanas + 4% onggok. Parameter yang diamati dalam<br>penelitian ini meliputi kadar protein kasar, kadar lemak kasar, kadar serat kasar,<br>dan kadar abu. Hasil penelitian menunjukka bahwa pemberian onggok 4% dan<br>kulit nanas hingga 15% memberikan pengaruh signifikan (p<0,05) terhadap kadar<br>lemak kasar dan kadar serat kasar, namun perlakuan dalam penelitian ini<br>memberikan pengaruh yang tidak signifikan pada kadar abu dan kadar<br>protein kasar silase tebon jagung. Perlakuan P2 menunjukkan nilai yang terbaik<br>dalam pembuatan silase tebon jagung.</p>2025-12-03T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Seminar Inovasi dan Teknologi Peternakan Tropis (SAINTROP)https://conference.unib.ac.id/index.php/saintrop/article/view/334Uji Palatabilitas Solid Fermentasi dengan Penambahan Dedak Sebagai Absorban Untuk Ransum Konsentrat Sapi Bali2025-06-25T05:41:33+00:00Irma Badarinairmabadarina@unib.ac.idDwatmadji Dwatmadjiirmabadarina@unib.ac.idTatik Sutekyirmabadarina@unib.ac.id<p>Penelitian ini bertujuan mengevaluasi palatabilitas konsentrat solid<br>fermentasi dengan penambahan dedak sebagai absorbance pada ternak sapi bali.<br>Fermentasi solid dimulai dengan membuat bahan cair yang terdiri dari air 40ml,<br>urea 4gram, garam 2gram, dolomit 8gram, tetes tebu/molases 8gram, bionak<br>sebanyak 2gram. Bahan cair ini dicampurkan secara merata dengan bahan padat<br>(solid dan dedak padi). Uji palatabilitas diawali dengan uji preferensi berupa<br>aktivitas membaui dan makan dengan metoda free choice dalam waktu 20 menit.<br>Uji palatabilitas dilakukan dengan menjumlahkan berat pakan yang dikonsumsi<br>ternak. Perlakuan yang diberikan adalah sebagai berikut: P1 = Lumpur sawit 85<br>% + 15 % dedak padi, P2 = Lumpur sawit 75% + 25 % dedak padi, P3 = Lumpur<br>sawit 65% + 35% dedak padi. Lama penyimpanan T1 = 1minggu T2 = 2 minggu<br>T3 = 3 minggu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi<br>antara level dedak dan lamanya waktu inkubasi terhadap preferensi sapi.<br>Perlakuan level dedak dan waktu fermentasi masing-masing berpengaruh tidak<br>nyata terhadap preferensi (P>0.05). Perlakuan berpengaruh tidak nyata<br>terhadap frekuensi membau. Frekuensi makan perlakuan P2 tertinggi (P<0.05).<br>Dapat disimpulkan perlakuan P2 (dedak 25 % dan 75% solid) menunjukkan<br>hasil terbaik uji preferensi dimana jumlah pakan solid fermentasi paling banyak<br>dikonsumsi.</p>2025-12-03T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Seminar Inovasi dan Teknologi Peternakan Tropis (SAINTROP)https://conference.unib.ac.id/index.php/saintrop/article/view/335Retensi Zat Makanan Ransum Ayam Broiler yang Diberi Ransum Mengandung Limbah Fillet Ikan Gabus sebagai Sumber Protein Pengganti Tepung Ikan2025-06-25T05:49:14+00:00Giovani Tresno Gabeagus_budiansyah@unja.ac.idAgus Budiansyahagus_budiansyah@unja.ac.id Ucop Haroenagus_budiansyah@unja.ac.idSyafwan Syafwanagus_budiansyah@unja.ac.id<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian<br>ransum yang mengandung limbah fillet ikan gabus sebagai pakan sumber protein<br>pengganti tepung ikan terhadap retensi zat makanan pada ayam broiler. Materi<br>yang digunakan pada penelitian ini adalah 200 ekor ayam broiler, serta bahan<br>pakan antara lain limbah fillet ikan gabus, garam, dedak halus, jagung kuning,<br>bungkil kacang kedelai, bungkil kelapa, bungkil inti sawit, dan tepung ikan, serta<br>bahan-bahan lain seperti kalsium karbonat ( CaCO3), DL-metionin, L-lisin, dan<br>Top Mix untuk ayam broiler. Rancangan penelitian yang digunakan adalah<br>rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan yang terdiri<br>dari R1 = Ransum ayam broiler periode starter/finisher dengan penggunaan 12%<br>tepung ikan komersial, R2 = Ransum ayam broiler periode starter/finisher<br>mengandung 8% tepung ikan komersial dan 4% limbah fillet ikan gabus, R3 =<br>Ransum ayam broiler periode starter/finisher dengan penggunaan 4% tepung<br>ikan komersial dan 8% limbah filet ikan gabus, serta R4 = Ransum ayam broiler<br>periode starter/finisher mengandung 12% limbah filet ikan gabus. Peubah yang<br>diamati adalah retensi bahan kering (BK), retensi bahan organik (BO), retensi<br>protein kasar (PK) dan kecernaan serat kasar retensi (SK). Analisis data dengan<br>sidik ragam (ANOVA) dan bila berpengaruh nyata, maka dilanjutkan dengan uji<br>Duncan. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian limbah fillet ikan<br>gabus (Channa Striata) berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap retensi BK dan<br>retensi BO, sedangkan terhadap retensi PK dan kecernaan SK tidak berpengaruh<br>nyata (P>0,05). Penggunaan limbah filet ikan gabus sampai taraf 8 persen tidak<br>mempengaruhi retensi BK dan BO, tetapi penggunaan yang lebih tinggi akan<br>menurunkan retensi BK dan retensi BO. Dari penelitian ini dapat disimpulkan<br>bahwa penggunaan limbah fillet ikan gabus (Channa Striata) sebagai pakan<br>sumber protein pengganti tepung ikan hanya bisa dilakukan sampai taraf 8<br>persen.</p>2025-12-03T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Seminar Inovasi dan Teknologi Peternakan Tropis (SAINTROP)https://conference.unib.ac.id/index.php/saintrop/article/view/338Suplementasi Sakura Blok Plus (Solid) terhadap Kecernaan Bahan Kering dan Bahan Organik Sapi Kaur2025-06-25T07:28:14+00:00Jarmuji JarmujiJarmuji_78@yahoo.comIrma BadarinaJarmuji_78@yahoo.comJhon FirizonJarmuji_78@yahoo.comRahmad FajarJarmuji_78@yahoo.com<p>Industri kelapa sawit disamping menghasilkan produk utama berupa minyak sawit juga berpotensi menghasilkan hasil samping yang cukup besar berupa solid yang dapat dimanfaatkan menjadi pakan ruminansia. Sakura blok plus merupakan pakan suplemen yang memiliki kandungan nutrisi yang dibutuhkan oleh ternak. Sakura blok plus terbuat dari bahan penyusun antara lain gula merah afkir, dedak padi, bungkil sawit, tepung cacing tanah, sagu, urea, garam, TSP, mineral mix dan top mix.Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengunaan solid sebagai subtitusi dedak pada sakura blok plus terhadap kecernaan bahan kering dan bahan organik pada sapi kaur yang diberi pakan rumput alam. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 4 periode sebagai ulangan yang terdiri atas : P1 (dedak 16,5% + solid 5.5%), P2 (dedak 11% + solid 11%), P3 (dedak 5,5% + solid 16,5%), P4 (solid 22%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan solid sebesar 22% pada sakura blok plus tidak mempengaruhi kinerja kecernaan bahan kering dan bahan organik pada sapi kaur yang diberi pakan rumput alam. Kesimpulan, solid dapat dimanfaatkan sebagai pengganti dedak pada pembuatan sakura blok plus sebagai pakan suplemen sapi kaur yang di beri pakan rumput alam.</p>2025-12-03T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Seminar Inovasi dan Teknologi Peternakan Tropis (SAINTROP)https://conference.unib.ac.id/index.php/saintrop/article/view/288Pengaruh Pemberian Konsentrat Mengandung Ampas Sagu Aren Fermentasi terhadap Milk Income Over Feed Cost (MIOFC) Sapi Perah FH Laktasi2025-04-12T13:43:31+00:00Endang Sulistyowatiesulistyowati@unib.ac.idCandra Cahyadiensulistyowati@yahoo.comJarmuji Jarmujiensulistyowati@yahoo.comIrma Badarinaensulistyowati@yahoo.comEdi Soetrisnoensulistyowati@yahoo.com<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh pemberian konsentrat yang mengandung ampas sagu aren fermentasi (ASAF) dengan rasio tertentu menggantikan dedak padi terhadap Produksi Susu dan <em>milk income over feed cost</em> (MIOFC) Sapi Perah FH (<em>Friesian Holland</em>) laktasi. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Bujur Sangkar (RBSL) 4×4 dengan menggunakan 4 perlakuan dengan 4 periode, dalam 1 periode berlangsung selama 10 hari dengan masa pendahuluan selama 10 hari, total 50 hari. Faktor pembeda antar perlakuan adalah level penggunaan konsentrat ampas sagu aren fermentasi, yaitu KA0 (Konsentrat dengan 0% ampas sagu aren fermentasi/35% dedak padi), KA1 (Konsentrat dengan 10% ASAF/25% dedak padi), KA2 (Konsentrat mengandung 15% ASAF/20% dedak padi), KA3 (Konsentrat mengandung 20% ASAF/15% dedak padi). Variabel pengamatan yaitu konsumsi pakan, produksi susu, biaya bahan penyusun ransum, biaya ransum, penerimaan susu dan MIOFC. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa perlakuan pemberian konsentrat mengandung ampas sagu aren fermentasi berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap MIOFC sapi perah FH laktasi. Namun rataan pemberian konsentrat dengan 0 dan 20% ampas sagu aren fermentasi menghasilkan rataan nilai MIOFC pada 0% ASAF (Rp 81.941), terendah, sedangkan pada 20% ASAF (Rp 80.241), tertinggi diantara ketiga perlakuan penggunaan ASAF dalam konsentrat. Hasil penelitian ini tidak meningkatkan namun memiliki kecenderungan mempertahankan keuntungan ekonomis (MIOFC).</p>2025-12-03T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Seminar Inovasi dan Teknologi Peternakan Tropis (SAINTROP)https://conference.unib.ac.id/index.php/saintrop/article/view/336Evaluasi Kecernaan Nutrien Ransum Ayam Broiler dengan Penambahan Sinbiotik Fermentasi Kulit Nanas dan Daun Indigofera zollingeriana2025-06-25T05:55:57+00:00Rizki Palupipalupiarda@yahoo.comMeisji Liana Saripalupiarda@yahoo.comAsep Indra M. Alipalupiarda@yahoo.comClara Ika Larasatipalupiarda@yahoo.com<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kecernaan nutrien ransum ayam broiler yang ditambahkan sinbiotik fermentasi kulit nanas dan daun Indigofera zollingeriana. Penelitian dilaksanakan secara eksperimental menggunakan 100 ekor ayam broiler strain Lohmann, ransum ayam broiler, sinbiotik hasil fermentasi kulit nanas dan daun Indigofera zollingeriana. Penelitian dilaksanakan dengan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima perlakuan dan empat ulangan. Perlakuan terdiri dari ransum basal tanpa sinbiotik (P0), ransum basal penambahan sinbiotik 0,5% (P1), ransum basal dengan penambahan sinbiotik 1% (P2), ransum basal dengan penambahan sinbiotik 1,5% (P3) dan ransum basal dengan penambahan sinbiotik 2% (P4). Parameter yang diamati adalah kecernaan bahan kering (KcBK), kecernaan bahan organic (KcBO), kecernaan serat kasar (KcSK), dan kecernaan protein kasar (KcPK). Data dianalisis menggunakan analisis ragam (ANOVA) dan uji lanjut duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap KcBK, KcBO, dan KcSK, tetapi berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap KcPK. Rataan nilai KcBK pada penelitian ini berkisar antara 79,22- 81,89%, nilai KcBO berkisar 76,81-80,13%, nilai KcSK berkisar 46,58-48,58% dan nilai KcPK berkisar 65,27-81,20%. Kesimpulan penelitian ini adalah pemberian sinbiotik hasil fermentasi kulit nanas dan daun Indigofera zollingeriana dalam ransum ayam broiler sebanyak 0,5% mampu meningkatkan KcPK, namun belum mampu meningkatkan KcBK, KcBO, dan KcSK.</p>2025-12-03T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Seminar Inovasi dan Teknologi Peternakan Tropis (SAINTROP)https://conference.unib.ac.id/index.php/saintrop/article/view/312Respon Ukuran Tubuh Dan Bobot Badan Domba Cross Breed Terhadap Pakan Komersial, Palm Kernel Cake, Dan Limbah Jamu2025-06-25T04:33:59+00:00Riki AriandaDwatmadji.2008@gmail.comTatik SutekyDwatmadji.2008@gmail.comWoki Bilyarowokibilyaro@unib.ac.idDwatmadji DwatmadjiDwatmadji.2008@gmail.com<p><span style="font-weight: 400;">Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi respon domba </span><em><span style="font-weight: 400;">Cross Breed</span></em><span style="font-weight: 400;"> yang berbeda dengan pakan komersial, PKC dan diberi suplementasi limbah jamu terhadap berat badan dan ukuran tubuh. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan empat perlakuan bangsa domba (P0: Lokal, P1: </span><em><span style="font-weight: 400;">Cross</span></em><span style="font-weight: 400;"> Dorper, P2: </span><em><span style="font-weight: 400;">Cross</span></em><span style="font-weight: 400;"> Texel, P3: </span><em><span style="font-weight: 400;">Cross</span></em><span style="font-weight: 400;"> Awassi) dan 5 ulangan. Variabel yang diukur meliputi berat badan, panjang badan, tinggi badan, lingkar dada, lingkar leher atas, lingkar leher bawah, lingkar kaki depan, lingkar kaki belakang. Hasil penelitian bangsa domba berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap berat badan, lingkar dada, lingkar leher atas, lingkar leher bawah, lingkar kaki depan, lingkar kaki belakang. Ukuran tubuh pada domba </span><em><span style="font-weight: 400;">cross breed</span></em><span style="font-weight: 400;"> berbeda nyata lebih tinggi di banding domba lokal, kecuali tinggi badan dan panjang badan. Pertambahan bobot badan harian (PBBH) menunjukkan bahwa domba Lokal memiliki PBBH terendah yaitu sebesar 30 g/ekor/hari waktu adaptasi dan 24 g/ekor/hari selama perlakuan. Sedangkan domba </span><em><span style="font-weight: 400;">Cross </span></em><span style="font-weight: 400;">Awassi menujukkan hasil PBBH sebesar 20 g/ekor/hari waktu adaptasi dan 250 g/ekor/ha, cross Dorper 260 dan 158 g/ekor/hari dan cross Awassi 20 dan 250 g/ekor/ha. Kesimpulan pertambahan berat badan dan lingkar dada domba lokal lebih rendah di banding dengan domba </span><em><span style="font-weight: 400;">cross breed.</span></em></p>2025-12-03T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Seminar Inovasi dan Teknologi Peternakan Tropis (SAINTROP)https://conference.unib.ac.id/index.php/saintrop/article/view/324Suplementasi Sari Bawang Putih dalam Air Minum terhadap Parameter Fisiologis Ayam KUB Fase Starter2025-06-25T05:12:34+00:00Rahindra Luqianaheri_dp@unib.ac.idHeri Dwi Putrantoheri_dp@unib.ac.idNurmeiliasari Nurmeiliasariheri_dp@unib.ac.id<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh penambahan sari bawang putih dalam air minum terhadap respon fisiologis ayam KUB fase starter. Penelitian ini menggunakan metode rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri atas 5 perlakuan dengan 4 ulangan yang mana setiap petak berisi 10 ekor ayam KUB, sehingga menggunakan total 200 ekor ayam KUB. Variabel fisiologis yang diamati adalah frekuensi pernapasan, denyut jantung, dan temperatur rektal. Data yang diperoleh dianalisis ragam menggunakan <em>Analisys of Variance </em>dan dianalisis lanjut menggunakan <em>Duncan’s Multiple Range Test</em>. Hasil analisis menunjukkan bahwa suplementasi sari bawang putih tidak berpengaruh nyata terhadap variabel penelitian (P>0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata frekuensi pernafasan adalah 74,25 ± 3,36 kali/menit/ekor, rerata denyut jantung adalah 385,40 ± 36,33 kali/menit/ekor, rerata temperatur rektal adalah 38,98°c ± 0,94°C/ekor. Dapat disimpulkan bahwa penambahan sari bawang putih tidak mempengaruhi respon fisiologis ayam KUB selama fase starter.</p>2025-12-03T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Seminar Inovasi dan Teknologi Peternakan Tropis (SAINTROP)https://conference.unib.ac.id/index.php/saintrop/article/view/337Post Thawing Motility Semen Sapi Bali Pada Waktu Ekuilibrasi Yang Berbeda2025-06-25T07:01:42+00:00Nur Sya Baniatizumarni@uin-suska.ac.idZumarni Zumarnizumarni@uin-suska.ac.idRestu Misriantizumarni@uin-suska.ac.id<p>Sapi bali <em>(Bos Sundaicus) </em>merupakan plasma nuftah yang memiliki potensi untuk dikembangkan. Pengawetan semen adalah salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menjaga dan meningkatkan kualitas bibit. Proses pengawetan semen dipengaruhi oleh pejantan, bahan pengencer yang digunakan, metode pengenceran dan waktu ekuilibrasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui <em>post thawing motility</em> semen sapi bali pada waktu ekuilibrasi yang berbeda. Analisis data dalam penelitian menggunakan uji-T dengan perlakuan (Ekuilibrasi 4 Jam dan Ekuilibrasi 24 Jam), dan 10 ulangan. Peubah yang amati pada penelitian adalah motilitas, persentase hidup, dan abnormalitas. Hasil penelitian menunjukan nilai motilitas dan abnormalitas pada waktu ekuilibrasi 4 jam (77,36±11,46; 3,25±1,91) berbeda nyata (P<0,05) terhadap waktu ekuilibrasi 24 jam (62,04±20,69;5,73±2,94) dan tidak berbeda nyata (P>0,05) pada persentase hidup (81,94±10,55;67,11±18,12). Dapat disimpulkan bahwa waktu ekuilibrasi 4 jam memberikan kualitas terbaik pada semen sapi bali <em>post thawing.</em></p>2025-12-03T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Seminar Inovasi dan Teknologi Peternakan Tropis (SAINTROP)https://conference.unib.ac.id/index.php/saintrop/article/view/296Literature Review : Pengaruh Umur dan Frekuensi Ejakulasi Terhadap Kualitas Semen Segar pada Ternak Domba2025-05-14T13:33:41+00:00Pandu Setiawanpandu.s@mhs.unsoed.ac.id<p>Artikel ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh umur dan frekuensi ejakulasi semen terhadap kualitas semen segar pada ternak domba. Metode yang digunakan adalah telaah literatur dengan melakukan pencarian literatur yang relevan, dengan fokus pada variabel seperti umur, frekuensi eakulasi, dangan parameter kualitas semen seperti volume semen, serta motilitas, konsentrasi, dan abnormalitas spermatozoa. Hasil penelusuran menunjukkan bahwa faktor umur berpengaruh signifikan terhadap kualitas semen segar domba, terutama pada motilitas dan abnormalitas spermatozoa. Sementara itu, frekuensi ejakulasi semen juga memengaruhi kualitas semen, dengan frekuensi optimal berkisar antara 3-6 kali/hari. Frekuensi yang lebih tinggi atau lebih rendah dapat mengurangi kualitas semen segar domba. Secara keseluruhan, penelitian ini menyimpulkan bahwa baik umur maupun frekuensi penampungan semen memiliki peran penting dalam menentukan kualitas semen segar pada ternak domba, meskipun pengaruhnya dapat bervariasi tergantung pada jenis domba dan parameter yang diukur.</p>2025-12-03T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Seminar Inovasi dan Teknologi Peternakan Tropis (SAINTROP)https://conference.unib.ac.id/index.php/saintrop/article/view/339Studi Tampilan Morfologis Itik Talang Benih2025-06-25T08:36:57+00:00Heri Dwi Putrantoheri_dp@unib.ac.idNabel Dwi Laksonoheri_dp@unib.ac.idDadang Suhermanheri_dp@unib.ac.id Bieng Brataheri_dp@unib.ac.idSutriyono Sutriyonoheri_dp@unib.ac.idRizky Amrullah Chaniagoheri_dp@unib.ac.id<p>Sebagai salah satu plasma nutfah ternak unggas lokal Bengkulu, itik Talang Benih memiliki dwi fungsi yaitu sebagai petelur dan pedaging. Dikenal dengan keunggulannya seperti tahan terhadap penyakit unggas, produksi telur yang tinggi, pertumbuhan yang tergolong cepat serta daya fertilitas yang tinggi. Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi performa morfologi itik Talang Benih yang dibudidaya secara intensif pada anggota kelompok tani di Kota Curup. Dengan menggunakan metode penelitian survei lapangan, lokasi studi ditentukan secara purposif. Koleksi data morfologis itik jantan dan betina dilakukan dengan menerapkan teknik pengumpulan data bola salju. Variabel tampilan morfologis yang diamati adalah berat badan hidup, panjang punggung dan lingkar dada. Data kemudian dianalisis dengan menghitung standar deviasi dan koefisien keragaman lalu dibahas secara deskriptif. Hasil studi menunjukkan bahwa rata-rata berat badan hidup itik jantan mencapai 1,83 ± 0,13 kg dan betina 1,78 ± 0,22 kg. Rata rata panjang punggung itik jantan adalah 25,39 ± 2,28 cm dan betina 25,77 ± 1,52 cm cm. Selanjutnya rata-rata lingkar dada itik jantan adalah 33,89 ± 1,94 cm, dan betina 35,12 ± 1,93 cm. Hasil analisis koefisien keragaman berat badan hidup itik jantan sebesar 7,07% dan betina 12,40%, panjang punggung itik jantan sebesar 8,99% dan itik betina sebesar 5,92%, serta lingkar dada itik jantan sebesar 5,73 % dan betina sebesar 3,51%. Dapat disimpulkan bahwa ukuran tubuh itik Talang benih jantan relatif lebih besar dibandingkan itik betina dengan nilai koefisien keragaman tergolong sedang pada semua variabel morfologis itik jantan dan betina kecuali pada lingkar dada itik betina (rendah).</p>2025-12-03T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Seminar Inovasi dan Teknologi Peternakan Tropis (SAINTROP)https://conference.unib.ac.id/index.php/saintrop/article/view/340Integrasi Teknologi Terhadap Sektor Peternakan Pada Era Modern2025-06-25T08:53:38+00:00Rizkiadi Rizkiadipalupiarda@yahoo.comEri Kresna Andanapalupiarda@yahoo.comTining Haryantipalupiarda@yahoo.com<p>Perkembangan teknologi di Indonesia terutama di bidang peternakan telah memasuki era revolusi 4.0 yang terdiri dari management information system, precision agriculture, devices for agriculture, dan agricultural automation serta robotics. Penerapan konsep peternakan modern yang memadukan berbagai aspek modernisasi peternakan dapat menjadi alternatif untuk terus mendorong pertumbuhan petermakan secara berkelanjutan. Untuk mencapai kondisi tersebut diperlukan perubahan paradigma kebijakan pembangunan agar usaha peternakan mampu tumbuh dan berkembang, mengacu pada signal pasar dan peluang usaha yang ada serta pemanfaatan sumber daya secara efektif dan efisien. Revolusi industri 4.0 telah membuat perubahan terhadap semua bidang. Kunci perubahan ini adalah memanfaatkan dan memadukan berbagai teknologi yang ada. Pemanfaatan teknologi di bidang peternakan menjadi kunci dan telah terbukti menyelesaikan masalah di berbagai negara. Pada era 4.0 mengacu pada peningkatan integrasi teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dengan produksi peternakan yang meneingkat. Sistem jaringan cerdas peternakan yang menggabungkan berbagai jenis data dari berbagai sumber berpotensi meningkatkan efisiensi efektivitas proses produksi dan akuntabilitas manajemen peternakan yang strategis. Era 4.0 sangat bermakna dan bermanfaat bagi lingkungan peternakan serta lingkungan yang di mana kegiatan ekonomi hilir mencapai pelanggan akhir secara lebih cepat dan efisien. Model untuk masa depan adalah peternakan yang sepenuhnya otomatis dan otonom. Penerapan peternakan demikian menjadi lebih efisien sehingga produktivitas meningkat dan memiliki daya saing.</p>2025-12-03T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Seminar Inovasi dan Teknologi Peternakan Tropis (SAINTROP)https://conference.unib.ac.id/index.php/saintrop/article/view/341Perancangan Deteksi Otomatis Jenis Kelamin Itik Alabio Usia Sehari dengan Convolutional Neural Network Menggunakan Fitur Spektrogram Suara2025-06-25T09:13:06+00:00Heldiansyah Heldiansyahheldiansyah@poliban.ac.idAdi Pratomoheldiansyah@poliban.ac.idMey Risaheldiansyah@poliban.ac.idAgus Irawanheldiansyah@poliban.ac.idRonny Mantalaheldiansyah@poliban.ac.idMuchtar Salimheldiansyah@poliban.ac.id<p>Deteksi jenis kelamin itik Alabio usia sehari (Day-old Duck/DoD) merupakan tahapan penting dalam industri pembibitan yang bergantung pada keahlian manual sexer profesional. Itik Alabio merupakan plasma nutfah unggulan Kalimantan Selatan dengan populasi mencapai 4,5 juta ekor (2023) membutuhkan metode identifikasi gender yang efisien dan non-invasif. Penelitian bertujuan merancang sistem deteksi otomatis jenis kelamin itik Alabio usia sehari berbasis kecerdasan buatan yang dapat mengatasi permasalahan keterbatasan tenaga ahli, risiko stres cedera pada DoD akibat penanganan fisik, biaya sexing tinggi, dan waktu pemrosesan lama untuk skala besar. Fokus penelitian dibatasi pada klasifikasi biner jantan-betina menggunakan pendekatan analisis suara yang diolah menjadi fitur spektrogram. Metodologi penelitian mencakup: (1) akuisisi data suara dari sampel DoD itik Alabio dari kedua jenis kelamin, (2) pre-processing sinyal audio untuk menghilangkan noise, (3) ekstraksi fitur spektrogram yang merepresentasikan distribusi energi pada frekuensi suara, (4) pelatihan model Convolutional Neural Network (CNN) untuk klasifikasi, dan (5) validasi performa model. Hasil pengujian awal menunjukkan sistem yang dirancang mampu mendeteksi jenis kelamin itik Alabio usia sehari dengan tingkat akurasi 80%. Sistem ini berpotensi untuk terus dikembangkan agar memberikan manfaat bagi industri pembibitan itik. Peluang implementasi teknologi kecerdasan buatan dalam mendukung pengembangan industri peternakan itik Alabio sebagai komoditas unggulan daerah Kalimantan Selatan.</p>2025-12-03T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Seminar Inovasi dan Teknologi Peternakan Tropis (SAINTROP)https://conference.unib.ac.id/index.php/saintrop/article/view/299Respon Tubuh Ayam KUB Fase Grower Terhadap Pemberian Suplemen Sari Bawang Putih Dalam Air Minum Saat Cekaman Panas 2025-05-15T04:24:23+00:00Pangki Kurniawanpangki17032001@gmail.comHeri Dwi Putrantoheri_dp@unib.ac.idNurmeiliasari Nurmeiliasariheri_dp@unib.ac.id<p>Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon tubuh ayam KUB fase grower terhadap pemberian suplemen sari bawang putih dalam air minum saat cekaman panas. Penelitian ini menggunakan metode rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri atas 5 perlakuan dengan 4 ulangan yang mana setiap petak berisi 10 ekor ayam KUB, sehingga menggunakan total 200 ekor ayam KUB. Variabel yang diamati adalah denyut jantung dan temperatur rektal. Data yang diperoleh dianalisis ragam menggunakan Analisys of Variance dan dianalisis lanjut menggunakan Duncan’s Multiple Range Test. Hasil analisis menunjukkan bahwa pemberian suplemen sari bawang putih tidak berpengaruh nyata terhadap variabel penelitian (P>0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata denyut jantung adalah 342,71 ± 46,26 kali/menit/ekor, rerata temperatur rektal adalah 39,94°C ± 0,49°C/ekor. Dapat disimpulkan bahwa pemberian suplemen sari bawang putih tidak mempengaruhi respon tubuh ayam KUB fase grower saat cekaman panas. </p>2025-12-03T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Seminar Inovasi dan Teknologi Peternakan Tropis (SAINTROP)https://conference.unib.ac.id/index.php/saintrop/article/view/311Respon Fisiologis Domba Cross Breed Yang Diberi Pakan Komersial, Palm Kernel Cake dan Limbah Jamu2025-06-25T04:33:58+00:00Arjun Dwi PrasetyoDwatmadji.2008@gmail.comTatik SutekyDwatmadji.2008@gmail.comDwatmadji DwatmadjiDwatmadji.2008@gmail.com<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi respon fisiologis pada domba cross breed yang berbeda yang diberi pakan Komersial, PKC dan limbah jamu. Penelitian ini dilaksanakan di Peternakan Setya Lembu Multifarm, Ngunter, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Rancangan percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 5 ulangan. P0 : Domba Lokal (kontrol), P1 : <em>Cross</em> Dorper, P2 : <em>Cross</em> Awassi, P3 : <em>Cross</em> Texel, variabel yang diamati adalah respon fisiologis (respirasi, denyut nadi dan suhu retal), heat tolerance coefficient (HTC), suhu dan kelembaban udara dan (THI) temperatur humidity index Data dianalisis menggunakan sidik ragam (ANOVA) apabila terdapat pengaruh yang nyata (P<0,05) dilakukan uji lanjut <em>Duncan’s Multiple Range Test</em> (DMRT). Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan bangsa domba tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap respirasi baik pagi siang dan sore, namun berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap denyut nadi dan suhu rektal siang, dan berpengaruh nyata (P<0,01) terhadap suhu rektal pagi. THI selama penelitian 72-83, dan tidak ada perbedaan yang nyata (P>0,05) pada HTC antara perlakuan dan kontrol. Dapat disimpulkan respon fisiologis domba <em>cross breed</em> sama dengan lokal.</p>2025-12-03T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Seminar Inovasi dan Teknologi Peternakan Tropis (SAINTROP)https://conference.unib.ac.id/index.php/saintrop/article/view/330Manfaat Ekstrak Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) terhadap Peforma dan Kualitas Karkas Ayam Broiler2025-06-25T05:26:32+00:00Eli Saharaelisahara@fp.unsri.ac.idAndre Riansyahelisahara@fp.unsri.ac.idSalman El Farisielisahara@fp.unsri.ac.idSofia Sandielisahara@fp.unsri.ac.idMeisji Liana Sarielisahara@fp.unsri.ac.idMuhakka Muhakkaelisahara@fp.unsri.ac.idRiswandi Riswandielisahara@fp.unsri.ac.id<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh pemberian ekstrak temulawak (<em>Curcuma Xanthorrhiza Roxb)</em> terhadap peforma, persentase bobot karkas, bagian karkas, dan lemak abdomen ayam broiler. Sebanyak 80 ekor ayam broiler strain Lohmann MB-202 dipelihara selama 35 hari dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah P0 = Tanpa perlakuan (Kontrol), P1 = 0,5% ekstrak temulawak/kg bobot badan ayam broiler, P2 = 1% ekstrak temulawak/kg bobot badan ayam broiler dan P3 = 1,5% ekstrak temulawak/kg bobot badan ayam broiler. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak temulawak dengan dosis 0,5%, 1%, dan 1,5% dari bobot badan ayam broiler tidak memberikan pengaruh yang signifikan (P>0,05) terhadap peforma, persentase bobot karkas dan bagian karkas ayam broiler, tapi memberikan pengaruh signifikan (P<0,05) terhadap persentase bobot lemak abdomen. Pemberian dosis 1,5% ekstrak temu lawak pada ayam broiler nyata menurunkan kadar lemak abdomen 37,29 % lebih rendah dari kontrol. Kesimpulan hasil penelitian ini memberikan wawasan baru terkait potensi pemberian temulawak dalam mengurangi lemak abdomen pada ayam broiler.</p>2025-12-03T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Seminar Inovasi dan Teknologi Peternakan Tropis (SAINTROP)https://conference.unib.ac.id/index.php/saintrop/article/view/278Evaluasi Pengetahuan Mahasiswa Peternakan Unib terhadap Herbal dan Penggunaannya pada saat Pandemi Covid dan New Normal2025-03-07T07:52:20+00:00Tatik Sutekytsuteky@unib.ac.idDwatmadji Dwatmadjidwatmadji.2008@gmail.com<p>Herbal telah digunakan sejak lama dan semakin populer selama pandemi Covid-19 karena manfaatnya bagi kesehatan manusia dan ternak Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengetahuan mahasiswa Peternakan Unib mengenai herbal dan penggunaannya. Responden adalah mahasiswa Peternakan semester 6 selama pandemi dan masa new normal. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional, pengumpulan data dilakukan dengan kuisioner melalui G form yang di distribusikan kepada mahasiswa pada saat pandemi Covid 19 dan new normal. Data di analisis secara descriptive dan Uji U Mann Whitney. Hasil penelitian menunjukkan umur rata-rata responden 20,60 tahun. Lebih dari 70% mahasiswa mendapatkan informasi tentang herbal dari keluarga. 56,33% mahasiswa menggunakan herbal untuk kesehatan ternak selama pandemi, sedangkan 43,75% di masa new normal. Herbal yang paling banyak di pergunakan adalah Kunyit (Curcuma longa L) untuk mengatasi diare, kembung, mastitis, ayam ngorok, luka, meningkatkan nafsu makan dan meningkatkan kekebalan tubuh. Herbal lainnya adalah jahe (Zingiber officinale), sereh (Cymbopogon citratus) sirih (Piper sp), sambiloto (Andrographis paniculata) temu ireng (Curcuma aeruginosa). Analisis U Mann Whitney menunjukkan pengetahuan tentang macam macam herbal dan bagian tanaman (herbal) yang bisa manfaat untuk kesehatan berbeda nyata lebih tinggi (P<0,05) pada mahasiswa masa pandemi. Meningkatnya popularitas penggunaan herbal selama pandemi nampaknya telah meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang herbal dan penggunaannya</p>2025-12-03T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Seminar Inovasi dan Teknologi Peternakan Tropis (SAINTROP)https://conference.unib.ac.id/index.php/saintrop/article/view/280Konsep Dasasila Peternakan dalam Pembangunan Peternakan di Indonesia2025-03-13T06:03:57+00:00Urip Santososantoso@unib.ac.id<p>Artikel ini membahas konsep Dasasila Peternakan. Pembangunan peternakan di Indonesia dapat dibangun dan dikembangkan secara maksimal melalui sepuluh dasar pembangunan peternakan. Konsep ini membahas bagaimana membangun peternakan secara holistik. Pengembangan peternakan bukan saja tentang bagaimana memproduksi produk ternak dan produk olahan ternak secara optimal, tetapi juga memperhatikan kesejahteraan ternak. Selain itu, pembangunan peternakan juga harus memperhatikan kesejahteraan semua pelaku usaha peternakan, dan menjalin hubungan yang harmonis antar pelaku usaha. Pembangunan peternakan harus pula memperhatikan keseimbangan lingkungan. Agar konsep ini dapat diterapkan di alam empiris diperlukan sumber daya manusia yang unggul.</p>2025-12-03T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Seminar Inovasi dan Teknologi Peternakan Tropis (SAINTROP)https://conference.unib.ac.id/index.php/saintrop/article/view/333Tingkah Laku Makan Induk Kambing Sapera Menyusui di PT Pusaka Walawa Sahwahita Sumedang2025-06-25T05:43:08+00:00Archelle Ofelia KusnantoArchelleofl@gmail.comRaden Febrianto ChristiArchelleofl@gmail.com<p>Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui tingkah laku makan pada Induk Kambing Sapera dengan umur anak yang berbeda. Penelitian telah dilakukan di PT Pusaka Walawa Sahwahita Desa Cikahuripan, Cimanggung, Jawa Barat pada bulan Mei 2024 dengan tujuan mengidentifikasi tingkah laku makan dari induk kambing Sapera dengan umur anak yang berbeda, serta mengetahui konsumsi pakan induk kambing Sapera dengan umur anak yang berbeda. Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan peubah yang diamati yaitu prehensi, mastikasi, dan deglutisi. Konsumsi pakan dihitung dari pemberian pakan dikurangi sisa pakan. Kambing yang diamati adalah induk kambing Sapera dengan anak berumur 0-1 bulan, 1-2 bulan, dan >3 bulan. Setiap umur kebuntingan berjumlah 3 ekor anak dengan 3 kali pengulangan. Pengamatan dibantu dengan CCTV untuk memudahkan pengambilan data. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa induk kambing Sapera dengan anak 0-1 bulan memiliki rata-rata prehensi per menit sebanyak 1,57, rata-rata frekuensi mastikasi sebanyak 15,12 per menit, dengan rata- rata durasi per menit 0,10, rata-rata deglutisi per menit sebanyak 1,58 dan mengonsumsi pakan ± 3,25 kg per hari, induk dengan anak 1-2 memiliki rata-rata prehensi per menit sebanyak 1,77, rata-rata frekuensi mastikasi per menit sebanyak 15,48 dengan rata-rata durasi per menit 0,13, rata-rata deglutisi per menit 1,82 dan mengonsumsi pakan ± 3,12kg per hari dan induk dengan anak >3 bulan memiliki rata-rata prehensi per menit sebanyak 1,77, rata-rata frekuensi mastikasi sebanyak 14,15 per menit dengan durasi rata-rata per menit 0,14, rata-rata deglutisi per menit sebanyak 1,82 dan mengonsumsi pakan paling sedikit dengan durasi makan semakin sering namun dalam jumlah sedikit setiap kegiatannya karena berbagi pakan dengan anak kambing berumur >3 bulan dengan jumlah konsumsi pakan ± 2,99 kg.</p>2025-12-03T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Seminar Inovasi dan Teknologi Peternakan Tropis (SAINTROP)https://conference.unib.ac.id/index.php/saintrop/article/view/298Evaluasi Tingkat Pengetahuan Peternak Tentang Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Serang: Upaya Pencegahan dan Penanganan yang Berkelanjutan2025-05-14T18:57:11+00:00Ainun Nafisahainunnfsh@untirta.ac.id<p>Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) merupakan penyakit menular yang berdampak signifikan terhadap industri peternakan, terutama pada hewan ternak seperti sapi, kambing, dan domba. Penanganan dan pencegahan yang efektif sangat bergantung pada tingkat pengetahuan peternak serta keterlibatan mereka dalam program sosialisasi yang diselenggarakan oleh instansi terkait. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tingkat pengetahuan peternak mengenai PMK serta upaya pencegahan dan penanganan yang telah dilakukan di Kota dan Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang disebarkan kepada peternak, wawancara mendalam dengan peternak dan pihak terkait, serta observasi lapangan. Analisis data dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif untuk mengetahui tingkat pengetahuan peternak dan penerapan langkah pencegahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun sebagian besar peternak sudah memahami dasar pencegahan PMK, masih ada kesenjangan dalam penerapan langkah-langkah preventif secara konsisten. Penelitian ini merekomendasikan peningkatan intensitas sosialisasi berbasis komunitas dan pelatihan praktis untuk memperkuat pemahaman peternak dalam mencegah dan menangani PMK secara efektif.</p>2025-12-03T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Seminar Inovasi dan Teknologi Peternakan Tropis (SAINTROP)https://conference.unib.ac.id/index.php/saintrop/article/view/270Korelasi antara Tinggi Pundak, Panjang Badan dan Lingkar Dada Kambing Perah Anglo Nubian terhadap Produksi Susunya2025-02-27T14:57:49+00:00Woki Bilyarowokibilyaro@unib.ac.idEndang Sulistyowatiensulistyowati@unib.ac.idMuhammad Danimdani@unib.ac.idArif Rahman Azisarifrahmanaziz@unib.ac.id<p>Pada suatu usaha peternakan, nilai produksi berperan penting dalam menentukan keberlanjutan usahanya. Informasi sifat morfologik ternak diduga dapat digunakan untuk mengamati kemampuan produksi susu. Pencatatan (recording) produksi susu merupakan data tentang sifat genetik yang penting dilakukan untuk mengetahui kemampuan produksi ternak perah. Ukuran-ukuran tubuh atau morfometrik ternak perah diduga dapat digunakan untuk menaksir kemampuan ternak dalam memproduksi susu. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui tingkat korelasi antara ukuran-ukuran tubuh yang terdiri dari tinggi pundak (TP) panjang badan (PB), dan lingkar dada (LD), terhadap produksi susu kambing Anglo Nubian. Penelitian ini menggunakan sebanyak 22 ekor kambing Anglo Nubian laktasi. Data penelitian yang dikoleksi adalah data primer hasil pengukuran langsung dan data sekunder. Penelitian ini dilaksanakan pada peternakan Lobi Farm, Kecamatan Pondok Kubang, Kabupaten Bengkulu Tengah, Bengkulu. Analisis data yang digunakan adalah korelasi dan regresi linier sederhana dengan menggunakan program R dan SPSS. Nilai korelasi masing-masing ukuran tubuh TP, PB dan LD terhadap produksi susu secara berturut-turut adalah -0.295, -0.251 dan -0.057. Semua variabel bebas (TP, PB dan LD) tidak berpengaruh nyata (p>0,05) terhadap variabel terikat (produksi susu). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran-ukuran tubuh (TP, PB dan LD) masing-masing tidak memiliki korelasi terhadap produksi susu pada kambing Anglo Nubian.</p>2025-12-03T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Seminar Inovasi dan Teknologi Peternakan Tropis (SAINTROP)https://conference.unib.ac.id/index.php/saintrop/article/view/279Pemetaan Spasial Curah Hujan dan Distribusi Populasi Ternak sebagai Informasi Dukung Sektor Peternakan di Provinsi Bengkulu2025-03-09T07:38:19+00:00Akbar Abdurrahman Mahfudzakbarabdur@unib.ac.idArif Rahman Azisarifrahmanaziz@unib.ac.idWoki Bilyarowokibilyaro@unib.ac.idMuhammad Danimdani@unib.ac.idNurazizah Ramadhantijurusan.peternakan@unib.ac.idRizky Amrullah Chaniagojurusan.peternakan@unib.ac.id<p>Penelitian ini bertujuan memetakan distribusi curah hujan (CH) dan sebaran populasi ternak sapi, kambing, dan ayam di Provinsi Bengkulu pada tahun 2024 sebagai basis informasi pendukung sektor peternakan. Data CH diperoleh dari CHIRPS (<em>climate hazards group infrared precipitation with station</em>) yang diolah menggunakan <em>tools GIS (ArcGIS)</em> meliputi <em>cell statistics</em> (penggabungan data bulanan ke tahunan), <em>raster calculator</em> (penyesuaian nilai raster), <em>raster to point</em>, dan interpolasi IDW (<em>inverse distance weighted</em>) untuk menghasilkan distribusi CH di Provinsi Bengkulu tahun 2024. Data CH diklasifikasi dengan metode <em>equal interval</em> menjadi 5 kelas (2000–2400; 2400–2700; 2700–3000; 3000–3300; 3300–3600 mm/tahun). Data populasi ternak diklasifikasi menjadi 3 kategori (<em>equal interval</em>) untuk pemetaan sebaran spasial ternak. Hasil menunjukkan variasi CH tertinggi berada di Kota Bengkulu (3300–3600 mm/tahun) dan terendah di Rejang Lebong (2100–2400 mm/tahun), dengan dominasi kelas 2700–3000 mm/tahun di sebagian besar wilayah Provinsi Bengkulu. Distribusi sebaran populasi ternak sapi dengan kategori tinggi di Bengkulu Utara, Seluma, dan Muko-Muko; kambing di Bengkulu Utara dan Rejang Lebong; serta ayam di Bengkulu Utara dan Seluma. Penelitian ini menyajikan informasi spasial CH dan populasi ternak sebagai referensi bagi pengelolaan peternakan, tanpa menganalisis keterkaitan antarvariabel.</p>2025-12-03T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Seminar Inovasi dan Teknologi Peternakan Tropis (SAINTROP)https://conference.unib.ac.id/index.php/saintrop/article/view/303Dinamika Emisi Metana Sektor Peternakan Di Bengkulu: Kajian 2018-20222025-05-17T20:10:17+00:00Nurmeiliasarisari_nurmeiliasari@unib.ac.idSandika Dimas Amandasari_nurmeiliasari@unib.ac.idMuhammad Danisari_nurmeiliasari@unib.ac.idHeri Dwi Putrantosari_nurmeiliasari@unib.ac.idWoki Bilyarosari_nurmeiliasari@unib.ac.id<p>Gas metana adalah salah satu gas utama yang dihasilkan dari aktifitas fermentasi enterik dan pengelolaan kotoran ternak. Perhitungan emisi metana dilakukan untuk mengetahui kontribusi gas metana (CH4) dari sektor peternakan di Provinsi Bengkulu dalam kurun waktu 5 tahun yaitu dari tahun 2018 hingga 2022. Perhitungan emisi menggunakan data populasi ternak yaitu sapi perah, sapi potong, kerbau, kuda, kambing, domba, babi, ayam kampung, petelur, pedaging dan itik dari tahun 2018 sampai dengan tahun 2022. Faktor emisi mengacu pada IPCC 2006. Estimasi produksi gas metana berdasarkan data populasi ternak dihitung dengan menggunakan perangkat lunak ALU (Agriculture and Land Use) Tool dengan acuan IPCC 2006. Dalam kurun waktu setengah dekade, diketahui jumlah ternak pada 11 komoditi penghasil gas metana berubah-ubah. Hasil perhitungan emisi juga menunjukkan produksi gas metana yang fluktuatif. Tahun 2019 mencatat produksi metana terendah yaitu 10.323.128,7 Kg. Dalam kurun waktu lima tahun terjadi peningkatan sebesar 9,19% atau mencapai angka 11.271.423,7 Kg emisi metana. Jumlah produksi gas matana dari sektor peternakan di Provinsi Bengkulu selama 5 tahun adalah 52.915.293,4 Kg CH4. Kenaikan dan penurunan emisi gas metana dari sektor peternakan terjadi selama periode 2018 hingga 2022 ini selaras dengan penambahan atau pengurangan populasi ternak.</p> <p>Kata kunci :</p> <p>Emisi gas metana; Fermentasi enterik; Pengelolaan kotoran ternak; ALU Tool; IPCC</p>2025-12-03T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Seminar Inovasi dan Teknologi Peternakan Tropis (SAINTROP)https://conference.unib.ac.id/index.php/saintrop/article/view/305Analisis Keuntungan Peternak Babi di Desa Tounelet Satu Kecamatan Sonder 2025-06-25T03:45:14+00:00Mario V S Kaunangmariokaunang044@student.unsrat.ac.idJolyanis Lainawamariokaunang044@student.unsrat.ac.idFranky N S Orohmariokaunang044@student.unsrat.ac.id<p>Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis keuntungan <br>Peternak Babi Di Desa Tounelet Satu Kecamatan Sonder. Metode <br>penentuan sampel menggunakan total sampling yaitu dilakukan dengan <br>mengambil keseluruhan populasi menjadi sampel di mana lokasi <br>penelitian berada di Desa Tonelet Satu sampel yang dipilih yaitu Peternak <br>Babi di Desa Tounelet Satu Kecamatan Sonder yang berjumlah 8 peternak. <br>Teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif. Hasil penelitian <br>menunjukkan bahwa total biaya (per bulan). Biaya total sebesar Rp <br>47,431,895.56 dan biaya variable sebear Rp 148,233,000.00 sehingga <br>total biaya sebesar Rp 195,664,895.56. Total penerimaan/panen yaitu <br>sebelam 6 bulan sebear Rp 2,360,700,000.00 sedangkan total penerimaan <br>perbulan sebesar Rp 393,450,000.00 dan Keuntungan sebesar Rp <br>393,450,000.00 dan total biaya sebesar Rp 195,664,895.56 sehingga <br>keuntungan sebesar Rp 197,785,104.44. Adanya keuntungan yang <br>diperoleh peternakdaging babi, maka diharapkan pedagang untuk <br>melakukan efisiensi usaha, serta meminimalisir biaya sehingga hal <br>tersebut dapat berdampak pada peningkatan keuntungan usaha dan <br>pendapatan rumah tangga.</p>2025-12-03T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Seminar Inovasi dan Teknologi Peternakan Tropis (SAINTROP)https://conference.unib.ac.id/index.php/saintrop/article/view/306Dampak Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada Produksi Susu dan Pendapatan Usaha Sapi Perah Di Kabupaten Banyumas 2025-06-25T04:23:49+00:00Siti Jubaedahsiti.jubaedah@mhs.unsoed.ac.idNovie Andri Setiantositi.jubaedah@mhs.unsoed.ac.idHermawan Setyo Widodositi.jubaedah@mhs.unsoed.ac.id<p>Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) merupakan penyakit hewan <br>menular akut, yang disebabkan oleh virus RNA (Picornaviridae, <br>Apthovirus) yang dapat menyerang hewan ternak berkuku belah, <br>termasuk sapi perah yang dapat menimbulkan banyak kerugian baik <br>produksi dan ekonomi. Peternakan sapi perah di Kabupaten Banyumas <br>khususnya di Kecamatan Pekuncen, Cilongok, Karanglewas, <br>Kedungbanteng, Baturraden dan Sumbang terdampak Penyakit Mulut dan <br>Kuku (PMK). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak PMK <br>terhadap produksi susu dan pendapatan usaha sapi perah di Kabupaten <br>Banyumas. Metode penelitian ini menggunakan metode survei. Data <br>Primer diperoleh dari hasil kuesioner, observasi, wawancara dan <br>dokumentasi. Sedangkan data sekunder diperoleh dari Koperasi <br>Peternakan Satria, Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten <br>Banyumas, dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Banyumas. Data dianalisa <br>dengan menggunakan metode Uji t berpasangan dengan tingkat <br>signifikansi 0,05. Hasil penelitian menunjukkan rata- rata produksi susu <br>tahun 2022 sebanyak 9.768,85 liter dan pada tahun 2023 9.239,01 liter. <br>Dari hasil analisa menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata produksi <br>susu tahun 2022 dan 2023 dengan nilai siginifikansi 0,489. Untuk <br>pendapatan usaha sapi perah tahun 2022 rata-rata Rp. 27.324.756,- dan <br>tahun 2023 Rp. 28.327.623,-. Dari hasil analisa menunjukkan bahwa tidak <br>ada perbedaan yang nyata antara pendapatan usaha sapi perah tahun <br>2022 dan 2023 dengan nilai signifikansi 0,817.</p>2025-12-03T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Seminar Inovasi dan Teknologi Peternakan Tropis (SAINTROP)https://conference.unib.ac.id/index.php/saintrop/article/view/314Peran Sub-Sektor Peternakan dalam Meningkatkan Ketahanan Pangan dan Kesehatan Masyarakat Pedesaan2025-06-25T04:32:57+00:00Wahidin Wahidinwahididin1973@gmail.comArif Rahman Azisarifrahmanaziz@unib.ac.idKade Wahyu Saputrikade.wahyu@gmail.comRizky Amrullah Chaniagoarifrahmanaziz@unib.ac.idNurazizah Ramadhantiarifrahmanaziz@unib.ac.idIman Hambaliarifrahmanaziz@unib.ac.id<p>Sub-sektor peternakan memiliki peran strategis dalam <br>meningkatkan ketahanan pangan dan kesehatan masyarakat pedesaan. <br>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kontribusi sub-sektor <br>peternakan terhadap aspek nutrisi, kesehatan, dan pemberdayaan <br>ekonomi masyarakat pedesaan melalui pendekatan systematic literature <br>review. Pencarian sistematis dilakukan pada database Scopus, Web of <br>Science, dan Google Scholar dengan fokus pada artikel peer-reviewed <br>yang dipublikasikan antara tahun 2018-2025. Hasil review menunjukkan <br>bahwa produk peternakan berkontribusi signifikan terhadap pemenuhan <br>kebutuhan protein dan mikronutrien esensial, terutama bagi kelompok <br>rentan. Kepemilikan ternak terbukti meningkatkan keragaman pola <br>makan dan status gizi rumah tangga, serta berperan sebagai instrumen <br>pemberdayaan ekonomi yang efektif, khususnya bagi perempuan di <br>pedesaan. Namun, tantangan seperti dampak lingkungan dan risiko <br>kesehatan dari praktik peternakan industrial perlu diatasi melalui <br>penerapan sistem pertanian terpadu dan teknologi modern. Temuan ini <br>menegaskan pentingnya pendekatan holistik dalam pengembangan sub<br>sektor peternakan yang mempertimbangkan aspek ekonomi, sosial, dan <br>lingkungan untuk memastikan keberlanjutan perannya dalam <br>meningkatkan ketahanan pangan dan kesehatan masyarakat pedesaan.</p>2025-12-03T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Seminar Inovasi dan Teknologi Peternakan Tropis (SAINTROP)https://conference.unib.ac.id/index.php/saintrop/article/view/294Analisis Ketersediaan Daging Sapi Potong di Kabupaten Mukomuko dengan Menggunakan Model Sistem Dinamik2025-05-14T05:03:51+00:00Rizky Amrullah Chaniagorachaniago@unib.ac.idWoki Bilyarorachaniago@unib.ac.idMuhammad Danirachaniago@unib.ac.idArif Rahman Azisrachaniago@unib.ac.idNurazizah Ramadhantirachaniago@unib.ac.idAkbar Abdurrahman Mahfudzrachaniago@unib.ac.idFrilianty Putrirachaniago@unib.ac.id<p>Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan model sistem dinamis guna menganalisis ketersediaan daging sapi potong di Kabupaten Mukomuko serta melakukan simulasi proyeksi ketersediaan daging selama lima tahun ke depan. Metode yang digunakan adalah <em>deskstudy</em>, dengan pemanfaatan data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik, Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, serta Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. Analisis data dilakukan melalui empat tahapan, yaitu: a) perancangan diagram <em>causal loop</em>, b) formulasi model sistem dinamis, c) uji validitas model dan d) simulasi ketersediaan daging sapi berdasarkan formulasi model. Model yang dikembangkan menghasilkan nilai <em>Mean Absolute Percentage Error</em> (MAPE) pada kisaran <10%, yang menunjukkan bahwa model memiliki tingkat akurasi yang tinggi dan dapat merepresentasikan kondisi nyata. Simulasi dilakukan berdasarkan tiga skenario kebijakan. Hasil simulasi pada skenario 3 menunjukkan bahwa ketersediaan daging sapi potong di Kabupaten Mukomuko dapat tercukupi pada tahun 2028 melalui kebijakan peningkatan angka kelahiran sapi, menekan angka kematian, menaikan bobot badan sapi, meningkatkan jumlah pemotongan dan penambahan populasi sapi dari luar daerah.</p>2025-12-03T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Seminar Inovasi dan Teknologi Peternakan Tropis (SAINTROP)https://conference.unib.ac.id/index.php/saintrop/article/view/260Integrasi Teknologi dan Inovasi Sosial-Ekonomi Peternakan dalam Mendukung Ketahanan Pangan dan Pembangunan Desa Berkelanjutan2025-02-20T04:24:09+00:00Arif Rahman Azisarifrahmanaziz@unib.ac.idWoki Bilyarowokibilyaro@unib.ac.idMuhammad Danimdani@unib.ac.idAkbar Abdurrahman Mahfudzakbarabdur@unib.ac.idMuhammad Hakimhakimrawas15@gmail.comMuhammad Subhan Hamkam.s.hamka@akrel.ac.id<p>Transformasi sektor peternakan modern memerlukan pendekatan integratif yang memadukan aspek teknologi dengan inovasi sosial-ekonomi untuk mendukung ketahanan pangan dan pembangunan desa berkelanjutan. Penelitian ini mengkaji peran integrasi teknologi dan inovasi sosial-ekonomi dalam pengembangan sektor peternakan melalui metode systematic literature review terhadap publikasi nasional dan internasional tahun 2019-2024. Hasil kajian menunjukkan bahwa implementasi teknologi digital seperti Internet of Things, big data, dan sistem monitoring berbasis sensor, yang didukung oleh penguatan kelembagaan dan model kemitraan inklusif, telah meningkatkan produktivitas dan efisiensi usaha peternakan. Integrasi ini berkontribusi pada peningkatan ketersediaan protein hewani, penciptaan lapangan kerja, dan pengembangan praktik peternakan berkelanjutan yang memadukan teknologi modern dengan kearifan lokal. Namun, kesenjangan digital dan keterbatasan infrastruktur di wilayah pedesaan masih menjadi tantangan utama. Diperlukan upaya sistematis dalam pengembangan kapasitas peternak dan infrastruktur pendukung untuk mengoptimalkan manfaat integrasi teknologi dan inovasi sosial-ekonomi bagi ketahanan pangan dan pembangunan desa berkelanjutan.</p>2025-12-03T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Seminar Inovasi dan Teknologi Peternakan Tropis (SAINTROP)https://conference.unib.ac.id/index.php/saintrop/article/view/269Total Plate Count (TPC) dan pH Permen Karamel Susu dengan Penambahan Bubuk Kopi Robusta (Coffea canephora) dan Bubuk Jahe Putih (Zingiber officinale Var)2025-02-25T04:24:58+00:00Aura Tian Anggraeniauratian28@gmail.comEndang Sulistyowatiauratian28@gmail.comSuharyanto Suharyantoauratian28@gmail.comEdi Soetrisnoauratian28@gmail.comMuhammad Daniauratian28@gmail.com2025-12-03T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Seminar Inovasi dan Teknologi Peternakan Tropis (SAINTROP)https://conference.unib.ac.id/index.php/saintrop/article/view/268Pengaruh Bubuk Kopi Robusta (Coffea canephora) dan Jahe Putih (Zingiber officinale Var) terhadap Kandungan Nutrisi Permen Susu Karamel2025-02-25T02:48:10+00:00Rossa Riverarossarivera2008@gmail.comEndang Sulistyowatirossarivera2008@gmail.comEdi Soetrisnorossarivera2008@gmail.comSuharyanto Suharyantorossarivera2008@gmail.comMuhammad Danirossarivera2008@gmail.com<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bubuk kopi Robusta (<em>Coffea canephora</em>) dan jahe putih (<em>Zingiber officinale </em>Var) terhadap kandungan nutrisi seperti kadar air, bahan kering, abu, bahan organik, lemak, protein, serat kasar, dan karbohidrat. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan empat perlakuan pada : J1K1 (6% jahe, 2,25 kopi), J1K2 (6% jahe, 4,50% kopi), J2K1 (9% jahe, 2,25% kopi), J2K2 (9% jahe, 4,50% kopi) dengan metode analisis ANOVA. Hasil menunjukan penambahan bubuk kopi Robusta dan jahe putih berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap kadar lemak dengan nilai tertinggi diperlakuan J2K2. Namun tidak berpengaruh nyata (P>0,05) pada kadar air, BK, abu, BO, protein, serat kasar, dan karbohidrat. Nilai kandungan nutrisi ini dapat dipengaruhi oleh proses pemanasan yang kurang optimal dan bahan baku. Disimpulkan bahwa perlakuan J2K2 merupakan kombinasi terbaik pada permen susu karamel ini</p>2025-12-03T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Seminar Inovasi dan Teknologi Peternakan Tropis (SAINTROP)https://conference.unib.ac.id/index.php/saintrop/article/view/315Sifat Organoleptik Permen Susu dengan Penambahan Bubuk Kopi Robusta (Coffea canephora) dan Bubuk Jahe Putih (Zingiber officinale var) 2025-06-25T04:44:18+00:00Mahdi Nafisnapismahdi17@gmail.comEndang Sulistyowatinapismahdi17@gmail.comMuhammad Daninapismahdi17@gmail.comEdi Soetrisnonapismahdi17@gmail.comSuharyanto Suharyantonapismahdi17@gmail.com<p>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sifat organoleptik, <br>warna, aroma, rasa, dan tekstur permen susu dengan penambahan bubuk <br>kopi Robusta dan bubuk jahe putih serta meningkatkan daya terima <br>produk diversifikasi pangan yang berasal dari olahan hasil ternak. <br>Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan empat <br>perlakuan: J1K1 (6% jahe + 2,25% kopi), J1K2 (6% jahe + 4,50% kopi), <br>J2K1 (9% jahe + 2,25% kopi) dan J2K2 (9% jahe + 4,50% kopi) dengan <br>analisi data menggunakan ANOVA. Hasil uji statitistik menunjukkan <br>penambahan bubuk kopi Robusta dan jahe putih berpengaruh nyata <br>(P<0,05) terhadap Rendemen. Perlakuan J1K1 merupakan kombinasi <br>terbaik dengan persentase penerimaan sebesar 75,06%, warna 19,63%, <br>aroma 19,56%, rasa 17,81% dan tekstur 18,56%. Hal ini menunjukkan <br>bahwa kombinasi bahan tambahan seperti jahe dan kopi dapat <br>mempengaruhi karakteristik fisik produk pangan.</p>2025-12-03T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Seminar Inovasi dan Teknologi Peternakan Tropis (SAINTROP)https://conference.unib.ac.id/index.php/saintrop/article/view/318Pengaruh Penambahan Level Bunga Telang (Clitoria Ternatea L) pada Bakso Sapi terhadap Kandungan Antioksidan dan Uji Organoleptik 2025-06-25T04:48:56+00:00Cindy Nur Utamiarmacindy2@gmail.comLezita Maliantiarmacindy2@gmail.comSuliasih Suliasiharmacindy2@gmail.com<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh <br>penambahan level bunga telang pada bakso sapi terhadap kandungan <br>antioksidan dan uji organoleptik. Penelitian ini menggunakan Rancangan <br>Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan sehingga ada 20 <br>unit satuan percobaan. Adapun level penambahan bunga telang pada <br>bakso sapi yaitu A: bakso sapi tanpa penambahan bunga telang, B: bakso <br>sapi dengan penambahan 3% bunga telang, C: bakso sapi dengan <br>penambahan 6% bunga telang, D: bakso sapi dengan penambahan 9% <br>bunga telang dan E: bakso sapi dengan penambahan 12% bunga telang. <br>Hasil penelitian menunjukan penambahan level bunga telang pada bakso <br>sapi memberikan pengaruh pada kandungan antioksidan dengan <br>perlakuan terbaik terdapat pada taraf penambahan bunga telang <br>sebanyak 3%. Pada uji organoleptik penambahan bunga telang <br>berpengaruh nyata terhadap warna, aroma, tingkat kesukaan panelis, dan <br>tidak berpengaruh nyata terhadap tekstur bakso sapi bunga telang. <br>Kesimpulan penelitian aktivitas antioksidan terbaik pada penambahan <br>bunga telang sebanyak 3% dan semakin banyak penambahan bunga <br>telang dapat meningkatkan warna ke biru dan aroma bunga telang yang <br>menonjol tetapi dapat menurunkan nilai kesukaan panelis dan tidak <br>berpengaruh terhadap tekstur.</p>2025-12-03T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Seminar Inovasi dan Teknologi Peternakan Tropis (SAINTROP)https://conference.unib.ac.id/index.php/saintrop/article/view/302Pengaruh Penambahan Konsentrasi Starter Lactobacillus Fermentum dan Sari Buah Alpukat (Persea Americana) Terhadap Nilai pH Dan TTA Frozen Kefir Susu Kambing2025-05-16T03:39:21+00:00Nurazizah Ramadhantinramadhanti@unib.ac.idOkta Refi Anggraininramadhanti@unib.ac.idWoki Bilyaronramadhanti@unib.ac.idMuhammad Daninramadhanti@unib.ac.idArif Rahman Azisnramadhanti@unib.ac.idRizky Amrullah Chaniagonramadhanti@unib.ac.idAkbar Abdurrahman Mahfudznramadhanti@unib.ac.idYudha Endra Pratamanramadhanti@unib.ac.id<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan konsentrasi starter Lactobacillus fermentum dan sari buah alpukat (Persea americana) terhadap perubahan pH dan Total Titratable Acidity (TTA) pada frozen kefir susu kambing. Penelitian ini mencakup penambahan starter BAL (Faktor A) dan sari buah alpukat (Faktor B) menggunakan metode eksperimen RAK pola faktorial 3x3 dengan 3 kali ulangan. Frozen kefir susu kambing dibuat dengan variasi penambahan konsentrasi starter Lactobacillus fermentum sebanyak 2%, 4% dan 6% dan penambahan sari buah alpukat sebanyak 0%, 10% dan 20% (b/v). Parameter yang diuji mencakup pH dan Total Titratable Acidity (TTA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi starter Lactobacillus fermentum dan penambahan sari buah alpukat cenderung menaikkan pH dan menurunkan TTA pada frozen kefir susu kambing, terutama pada konsentrasi alpukat yang lebih tinggi. Peningkatan konsentrasi starter Lactobacillus fermentum dan sari buah alpukat secara signifikan memengaruhi penurunan pH dan peningkatan nilai TTA. Kesimpulan pada penelitian ini yakni tidak ada interaksi antara faktor A dan faktor B pada pH dan TTA kefir susu kambing, karena semakin tinggi penambahan starter dapat menurunkan pH sedangkan penambahan sari buah alpukat menaikkan pH. Berbanding terbalik dengan TTA, semakin tinggi penambahan starter dapat menaikkan TTA sedangkan penambahan sari buah alpukat menurunkan TTA. Konsentrasi BAL ataupun konsentrasi sari buah alpukat mampu mempertahankan nilai pH dan TTA <em>frozen</em> kefir sesuai standar, yang dapat dijadikan acuan dalam pengembangan produk serta berpengaruh terhadap tingkat keasaman yang penting dalam menentukan kualitas produk <em>frozen </em>kefir.</p>2025-12-03T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Seminar Inovasi dan Teknologi Peternakan Tropis (SAINTROP)https://conference.unib.ac.id/index.php/saintrop/article/view/293Estimasi Emisi Gas Rumah Kaca dari Limbah Peternakan di Provinsi Bengkulu 2025-05-14T04:44:40+00:00Yurike Yurikeyurike@unib.ac.idYudha Saktian Syafruddinxianyhou@gmail.com2025-12-03T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Seminar Inovasi dan Teknologi Peternakan Tropis (SAINTROP)https://conference.unib.ac.id/index.php/saintrop/article/view/342Pengaruh Pemberian Silase Jerami Jagung Dan Silase Tebon Jagung Terhadap Pertambahan Bobot Badan Domba Lokal Jantan 2025-06-25T09:36:01+00:00Rizky Prasetiadirizkyprasetiadi@gmail.comEden Ridwanrizkyprasetiadi@gmail.comYuga Suwarsarizkyprasetiadi@gmail.com<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh <br>pemberian silase jerami jagung dan silase tebon jagung terhadap <br>pertambahan bobot badan domba lokal jantan. Pertambahan bobot badan <br>merupakan faktor produksi yang penting untuk keberhasilan suatu <br>peternakan. Penelitian dilakukan di Young Farmer Farm dengan <br>menggunakan rancangan acak kelompok, dengan menggunakan sebanyak <br>60 ekor domba lokal jantan sebagai sampel. Data diperoleh melalui <br>pengukuran bobot badan domba sebelum dan sesudah pemberian pakan <br>selama satu bulan. Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak terdapat <br>perbedaan signifikan antara kedua perlakuan (P > 0,05), meskipun rata<br>rata bobot badan pada domba yang diberikan silase tebon jagung lebih <br>tinggi dibandingkan dengan yang diberikan silase jerami jagung. Hasil <br>penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna bagi <br>peternak mengenai jenis silase jagung mana yang memberikan <br>pertambahan bobot badan optimal terhadap domba lokal jantan.</p>2025-12-03T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Seminar Inovasi dan Teknologi Peternakan Tropis (SAINTROP)https://conference.unib.ac.id/index.php/saintrop/article/view/343Analisis Profil Dan Produktivitas Itik Manila di Wilayah Sumatera Utara 2025-06-25T09:41:49+00:00Andhika Putraandhikaputra03@gmail.comSayed Umarandhikaputra03@gmail.comMa'ruf Tafsinandhikaputra03@gmail.comRistika Handariniandhikaputra03@gmail.com<p>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis performa itik <br>Manila di empat kabupaten di Provinsi Sumatera Utara. Pengambilan <br>data dilakukan melalui survei di Kabupaten Asahan, Deli Serdang, <br>Langkat, dan Serdang Bedagai dengan mengukur parameter bobot badan, <br>sistem pemeliharaan, dan produksi telur. Hasil penelitian menunjukkan <br>bahwa rata-rata bobot badan itik Manila jantan tertinggi terdapat di <br>Kabupaten Langkat (3.798,93 g), sedangkan bobot badan betina tertinggi <br>di Kabupaten Deli Serdang (1.740,65 g). Rataan populasi yang dipelihara <br>berkisar antara 11,59-12,90 ekor per peternak. Sistem pemeliharaan <br>didominasi oleh pola intensif dengan persentase tertinggi di Kabupaten <br>Langkat (85,71%). Produksi telur bervariasi dengan rata-rata tertinggi di <br>Kabupaten Deli Serdang (12,10 butir) dan nilai modus tertinggi di <br>Kabupaten Asahan (16 butir). Penelitian ini menyimpulkan adanya <br>variasi performa itik Manila di empat kabupaten yang dipengaruhi oleh <br>faktor genetik dan manajemen pemeliharaan. Hasil ini dapat menjadi <br>dasar pengembangan program peningkatan produktivitas itik Manila di <br>Sumatera Utara.</p>2025-12-03T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Seminar Inovasi dan Teknologi Peternakan Tropis (SAINTROP)