Dinamika Emisi Metana Sektor Peternakan Di Bengkulu: Kajian 2018-2022

Authors

  • Nurmeiliasari Universitas Bengkulu
  • Sandika Dimas Amanda Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu, Indonesia
  • Muhammad Dani Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu, Indonesia
  • Heri Dwi Putranto Universitas Bengkulu
  • Woki Bilyaro Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.33369/saintrop.v1i.303

Abstract

Gas metana adalah salah satu gas utama yang dihasilkan dari aktifitas fermentasi enterik dan pengelolaan kotoran ternak. Perhitungan emisi metana dilakukan untuk mengetahui kontribusi gas metana (CH4) dari sektor peternakan di Provinsi Bengkulu dalam kurun waktu 5 tahun yaitu dari tahun 2018 hingga 2022. Perhitungan emisi menggunakan data populasi ternak yaitu sapi perah, sapi potong, kerbau, kuda, kambing, domba, babi, ayam kampung, petelur, pedaging dan itik dari tahun 2018 sampai dengan tahun 2022. Faktor emisi mengacu pada IPCC 2006. Estimasi produksi gas metana berdasarkan data populasi ternak dihitung dengan menggunakan perangkat lunak ALU (Agriculture and Land Use) Tool dengan acuan IPCC 2006.  Dalam kurun waktu setengah dekade, diketahui jumlah ternak pada 11 komoditi penghasil gas metana berubah-ubah. Hasil perhitungan emisi juga menunjukkan produksi gas metana yang fluktuatif. Tahun 2019 mencatat produksi metana terendah yaitu 10.323.128,7 Kg. Dalam kurun waktu lima tahun terjadi peningkatan sebesar 9,19% atau mencapai angka 11.271.423,7 Kg emisi metana. Jumlah produksi gas matana dari sektor peternakan di Provinsi Bengkulu selama 5 tahun adalah 52.915.293,4 Kg CH4. Kenaikan dan penurunan emisi gas metana dari sektor peternakan terjadi selama periode 2018 hingga 2022 ini selaras dengan penambahan atau pengurangan populasi ternak.

Kata kunci :

Emisi gas metana; Fermentasi enterik; Pengelolaan kotoran ternak; ALU Tool; IPCC

Downloads

Published

2025-12-03