Prosiding Seminar Nasional PSGK (Pusat Studi Gender dan Keluarga)
https://conference.unib.ac.id/index.php/semnas_psgk
<p>Seminar Nasional bertajuk "Perempuan dan Anak dalam Pusaran Kekerasan" diselenggarakan oleh Pusat Studi Gender dan Keluarga (PSGK) LPPM Universitas Bengkulu pada Kamis, 26 September 2024, di Ruang Rapat Utama Rektorat Universitas Bengkulu. Acara ini menghadirkan tiga narasumber utama: Ainul Mardianti (Ketua Asosiasi Psikologi Forensik Wilayah Bengkulu), Sulistyowati Irianto (ahli Socio-Legal Universitas Bengkulu), dan Jasra Putra (Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia). Seminar ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada mahasiswa dan mencari solusi atas meningkatnya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak. Selain itu, diskusi juga mencakup fenomena seperti kekerasan fisik, , bullying, dan kejahatan lainnya yang sering terjadi pada perempuan dan anak. Ketua PSGK, Dra. Yayah Chanafiah, M.Hum, menekankan pentingnya peran akademisi dan praktisi dalam mencari solusi melalui afirmasi, kebijakan, penelitian, dan kajian.</p> <p> </p> <p><strong>Seminar Nasional Pusat Studi Gender dan Keluarga (PSGK) Universitas Bengkulu, </strong><br /><strong>Tempat : Ruang Rapat Utama Universitas Bengkulu</strong><br /><strong> Kamis, 26 September 2024.</strong></p> <p> </p> <p><strong>Undangan Narasumber:<br />1. <a href="https://drive.google.com/file/d/1kJiXtT1s65dNhyHa3pk4ZfIbsWO8LAkW/view?usp=sharing">Prof. Dr. Sulistyowati Irianto, M.A</a><br />2. <a href="https://drive.google.com/drive/folders/1tdqcLEP97B5j-s0xjtr60Z_eVFDjT3gx">Dr.Jasra Putra, S.Fil, M.Pd</a><br />3. <a href="https://drive.google.com/drive/folders/1tdqcLEP97B5j-s0xjtr60Z_eVFDjT3gx">Ainul Mardiati, S.Psi., M.H.</a><br /><br /><br /><a href="https://drive.google.com/drive/folders/1tdqcLEP97B5j-s0xjtr60Z_eVFDjT3gx">SK EDITORIAL</a></strong></p> <div class="relative inline-flex items-center"> <p><strong><a href="https://drive.google.com/file/d/1D6lbJlHn55QJxLVzNqYRk0SeUly6VJwe/view?usp=sharing">Unduh Prosiding Seminar Nasional PSGK 2024</a></strong></p> <p><strong>ISSN: 3109-4406</strong></p> </div>en-USProsiding Seminar Nasional PSGK (Pusat Studi Gender dan Keluarga) 3109-4406PERAN PROGRAM FAMILY RESILIENCE MELALUI KECAKAPAN HIDUP BATIK ECO PRINT DALAM MEMBERDAYAKAN PEREMPUAN UNTUK BERTAHAN DARI KEKERASAN BERBASIS EKONOMI DI DESA RENAH SEMANEK
https://conference.unib.ac.id/index.php/semnas_psgk/article/view/261
<p>Kekerasan berbasis ekonomi adalah salah satu bentuk kekerasan dalam rumah tangga yang paling tersembunyi namun berdampak luas. Banyak perempuan menjadi korban ketergantungan ekonomi yang mencegah keluar dari siklus kekerasan. Pengkajian ilmiah ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus di Desa Renah Semanek. Tujuannya adalah untuk menganalisis program <em>family resilience</em> yang mengajarkan keterampilan hidup Batik <em>Eco Print</em> kepada perempuan di Desa Renah Semanek sebagai upaya memberdayakan secara ekonomi. Kajian ini didasarkan teori pemberdayaan (<em>empowerment</em>), teori ketahanan keluarga (<em>family resilience</em>), kajian ini mengungkapkan peranan pelatihan Batik <em>Eco Print</em> agar dapat memberikan perempuan kesempatan untuk mandiri secara ekonomi dan meningkatkan ketahanan keluarga sehingga perempuan dapat terbebas dari belenggu kekerasan khususnya ekonomi.</p>Ari PutraHelda Rahmasari
Copyright (c) 2025 Seminar Nasional PSGK (Pusat Studi Gender dan Keluarga)
2025-04-182025-04-1811117KEKERASAN GENDER TERHADAP TOKOH PEREMPUAN DALAM NOVEL SWITCHED OFF KARYA ABIGAIL SIRAIT
https://conference.unib.ac.id/index.php/semnas_psgk/article/view/263
<p>Kekerasan berbasis gender terhadap perempuan merupakan masalah global yang memiliki dampak serius terhadap kesehatan fisik, psikologis, dan sosial korban. Makalah ini membahas mengenai kekerasan dalam relasi intim yang dialami tokoh perempuan dalam novel Switched Off karya Abigail Sirait. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan 1) faktor-faktor yang menjadi pemicu munculnya tindakan kekerasan pada tokoh perempuan dalam novel Switched Off karya Abigail Sirait dan 2) bentuk kekerasan yang dialami tokoh perempuan dalam novel Switched Off karya Abigail Sirait. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan feminisme sastra. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 3 faktor yang menjadi pemicu terjadinya kekerasan pada tokoh perempuan yaitu 1) faktor sosial budaya dengan adanya sistem patrilineal dalam Suku Batak sebagai latar dalam novel, 2) faktor stereotip gender dengan adanya penafasiran yang salah pada peran perempuan, dan 3) faktor psikologis berupa pemodelan oleh pelaku kekerasan dan sindrom stockholm oleh korban. Bentuk kekerasan yang dialami tokoh perempuan termanifestasi dalam tiga bentuk yakni kekerasan verbal, kekerasan fisik, dan kekerasan psikologis. Penelitian ini memberikan wawasan penting mengenai kompleksitas kekerasan terhadap perempuan dalam konteks budaya dan psikologis yang mendasari. Dengan mengungkap faktor-faktor yang memicu dan bentuk-bentuk kekerasan yang dialami, penelitian ini menyoroti perlunya upaya lebih lanjut dalam mengatasi stereotip gender dan sistem sosial yang mendukung kekerasan. Penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi pada peningkatan kesadaran dan penanggulangan kekerasan terhadap perempuan, baik dalam konteks sastra maupun kehidupan nyata.</p>Saudatul KhoiriyyahYayah Chanafiah
Copyright (c) 2025 Seminar Nasional PSGK (Pusat Studi Gender dan Keluarga)
2025-04-182025-04-18111830Kekerasan Terhadap Perempuan Dan Anak Berbasis Online Di Media Social
https://conference.unib.ac.id/index.php/semnas_psgk/article/view/256
<p>Kekerasan online terhadap perempuan dan anak di media sosial merupakan hal yang perlu mendapat perhatian lebih, dalam konteks perkembangan teknologi digital dan menjamurnya platform media. Secara psikologis, kekerasan online dapat menimbulkan kerugian yang mendalam, sama seperti kekerasan fisik atau seksual. Korban sering kali menderita kecemasan, depresi, dan gangguan stres pascatrauma (PTSD) Ketakutan yang terus-menerus dan paparan terhadap konten berbahaya dapat memperburuk kondisi psikologis mereka, sehingga menimbulkan perasaan malu, tidak berdaya, dan isolasi sosial. Reaksi emosional ini sering dikaitkan dengan masalah tidur, berkurangnya rasa percaya diri, dan kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari bahkan sampai bunuh diri. Artikel ini berupaya mengidentifikasi jenis-jenis kekerasan online seperti cyberbullying, pelecehan seksual, ancaman, dan distribusi konten berbahaya. Periksa jenis-jenis kekerasan yang dialami perempuan dan anak-anak secara online, dan dampaknya terhadap kesejahteraan psikologis dan sosial mereka. mencegah dan mengatasi masalah kekerasan online, termasuk pelanggaran hukum, kesadaran masyarakat dan langkah-langkah perlindungan hukum.</p> <p>Penelitian ini menggunakan penelitian normatif menggunakan bahan hukum primer berupa peraturan perundang-undangan untuk mengidentifikasi pola kekerasan, seperti pelecehan seksual, perundungan, dan ancaman yang sering kali dialami di platform seperti Facebook, Whatsapp , Twitter, dan Instagram. Temuan menunjukkan bahwa kekerasan berbasis online sering kali bersifat sistematis dan dapat menyebabkan dampak jangka panjang terhadap kesehatan mental korban. Artikel ini juga membahas kebijakan dari platform media sosial yang ada untuk menangani masalah ini, sekaligus memberikan rekomendasi untuk perbaikan di masa depan, termasuk perlunya kolaborasi yang lebih erat antara pembuat kebijakan, penyedia platform, dan organisasi masyarakat sipil untuk menciptakan lingkungan digital yang lebih aman bagi perempuan dan anak-anak.</p>Wevy Efticha SaryHelda Rahmasari
Copyright (c) 2025 Seminar Nasional PSGK (Pusat Studi Gender dan Keluarga)
2025-04-182025-04-18113141PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI MANAJEMEN MASYARAKAT PADA FORUM PEMBERDAYAAN PEREMPUAN INDONESIA (FPPI) DI BENGKULU SELATAN
https://conference.unib.ac.id/index.php/semnas_psgk/article/view/257
<p>Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui manajemen masyarakat pada FPPI pada program ekonomi kerakyatan, koperasi dan kewirausahaan di Bengkulu Selatan. Subjek utama dalam penelitian ini ada lima orang yaitu ketua FPPI, ketua tiga FPPI, sekretaris FPPI, peserta FPPI. Metode penelitian yang digunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu Triangulasi. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa: program ini memberdayakan perempuan dalam profil peluang dan penguasaan masyarakat tentang sumberdaya dan manfaat FPPI. Manajemen waktu peserta yang bergabung ke dalam FPPI ini dapat menyesuaikan diri dan fleksibel dimana masyarakat yang mengikuti FPPI ini tau cara mengatur dan memanajemenkan waktu antara kesibukan sahari-hari dengan pelaksanaaan FPPI dikarenakan pelaksanaan FPPI ini tidak di lakukan setiap harinya melainkan di waktu atau jadwal yang telah disepakati bersama. Sehingga tidak mengganggu aktivitas lainnya yang ingin di kerjakan oleh masyarakat terkhususnya perempuan yang ada di desa suka maju, Kabupaten Manna, Bengkulu Selatan.</p>Nia UlfasariWiwin YunitaCitra Dwi PalentiRirin GustiAri PutraPutri Regina Prayoga
Copyright (c) 2025 Seminar Nasional PSGK (Pusat Studi Gender dan Keluarga)
2025-04-182025-04-18114248FASILITASI KONSEP HAK PARTISIPASI PEREMPUAN DALAM PEMBENTUKAN PERATURAN DESA YANG PARTISIPASIF ( STUDI DI DESA RINDU HATI KECAMATAN TABA PENANJUNG KABUPATEN BENGKULU TENGAH)
https://conference.unib.ac.id/index.php/semnas_psgk/article/view/262
<p>Peraturan Indonesia adalah negara yang menganut konsep negara hukum. Sejalan dengan konsep negara hukum maka hukum merupakan suatu instrumen pengaturan masyarakat. Dalam implementasinya konsep negara hukum mengamanatkan adanya pembentukan peraturan perundang-undangan. Peraturan perundang-undangan yang dibuat pada tingkat pusat, akan menyentuh kepentingan rakyat di seluruh Indonesia, dan bahwa peraturan perundang-undangan pada tingkat daerah, akan mengena pada kepentingan masyarakat daerah. Salah satu peraturan perundang-undangan di level pemerintah daerah terdapat peraturan tingkat desa atau yang biasa disebut peraturan desa. Prinsipnya sebagai negara hukum dalam pembentukan peraturan perundang-undangan maka sudah seharusnya melibatkan masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam pembentukan peraturan perundang-undangan, terutama peraturan desa. Hak untuk didengarkan, hak untuk dipertimbangkan, dan hak untuk mendapatkan penjelasan atau jawaban atas pendapat yang diberikan. Dalam pembentukan Perdes sering sekali hak masyarakat tidak terpenuhi ikut sertaannya dalam memberikan masuka terutama perempuan sering tidak diikutkan dalam masalah pembentukan perdes, dimana perempuan adalah bagian dari masyarakan desa yang memiliki hak untuk ikut serta dalam pembentukan tersebut. Diskursus ini menyoal tentang sejauh mana mengetahui Konsep Partisipasi Perempuan Dalam Pembentukan Peraturan Desa di Desa Rindu Hati Kecamatan Taba Penanjung. Tulisan ini menyajikan diskursus tersebut dengan menjelaskan dari segi yuridis-empiris yaitu menggunakan pendekatan peraturan perundang-undangan Konsep Partisipasi Perempuan Dalam Pembentukan Peraturan Desa di Desa Rindu Hati Kecamatan Taba Penanjun.</p> <p> </p> <p> </p>Pipi SusantiArie ElcaputeraAri Wirya Dinata
Copyright (c) 2025 Seminar Nasional PSGK (Pusat Studi Gender dan Keluarga)
2025-04-182025-04-18114960PERANAN WANITA BERDAYA DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA MELALUI PERDAGANGAN
https://conference.unib.ac.id/index.php/semnas_psgk/article/view/258
<p>Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keberdayaan wanita yang berperan sebagai istri, ibu, dan pedagang. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Studi dilakukan pada wanita pedagang di Pasar Jaya Palmeriam, Jakarta Timur. Hasil penelitian menunjukan bahwa wanita pedagang di Pasar Jaya Palmeriem menjalankan perannya baik sebagai ibu maupun sebagai pedagang yang ditunjukkan dengan pemahaman yang baik mengenai produk yang dijual, mengenal karakter pelanggannya, menerapkan teknik penjualan yang familiar, membimbing pembantunya, dan gigih penuh semangat. Para wanita pedagang ini juga selalu bertanggung jawab terhadap keluarga dan terhadap setiap tindakannya, menjaga kehormatan diri, berhati-hati dalam pergaulan. Meskipun menjadi pedagang, tidak mengabaikan perannya sebagai ibu dengan memperhatikan kebutuhan keluarga dan memenuhi kewajiban dalam mendidik dan mengasuh anak.</p>Retno Dwi LestariDurotul YatimahElsa Fitri AnaSetiawan WibowoFitri Khoiriyah ParinduriAdmanChaidar Malisi
Copyright (c) 2025 Seminar Nasional PSGK (Pusat Studi Gender dan Keluarga)
2025-04-182025-04-18116172FENOMENA PERNIKAHAN USIA ANAK: Kekerasan Pada Anak Dan Faktor Penyebab. Di Kabupaten Indra Giri Hilir.
https://conference.unib.ac.id/index.php/semnas_psgk/article/view/259
<p>Pernikahan anak merupakan salah satu bentuk kekerasan pada anak karena berbagai alasan yang berkaitan dengan pelanggaran hak-hak dasar anak, dampak negatif pada kesehatan dan kesejahteraan mereka, serta pelanggaran terhadap kebebasan dan otonomi individu. Di Indonesia, meskipun terdapat undang-undang yang melarang pernikahan usia anak, praktik ini tetap terjadi, baik diwilayah perkotaan maupun pedesaan dengan latar belakang yang bermacam-macam. Khususnya di Kabupaten Indragiri Hilir yang tercatat 172 kasus perkawinan usia anak. mencakup kebutuhan untuk memahami mengapa pernikahan usia anak masih terjadi meskipun ada larangan hukum, serta bagaimana dampaknya terhadap individu dan masyarakat secara keseluruhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi dan memahami pernikahan usia anak masih terjadi meskipun ada larangan hukum khususnya faktor sosial dan ekonomi yang mempengaruhi Keputusan perkawinan usia anak serta dampaknya terhadap individu dan Masyarakat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini meliputi kajian literatur, analisis data statistik, dan wawancara mendalam dengan ahli atau pihak yang berkaitan dengan perkawinan usia anak serta korban pernikahan usia anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pernikahan usia anak dipengaruhi 1. faktor sosial (a) Pengaruh Adat dan Tradisi (b) Tekanan Sosial (c) Pola Keluarga (d) Peran Gender. 2. Faktor ekonomi, (a)<strong> </strong>Kurangnya Sumber Daya (b). Pengurangan Beban Ekonomi (c). Peningkatan Status Sosial dan Ekonomi. Dampaknya meliputi masalah kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan sosial. Pernikahan usia anak merupakan masalah kompleks yang memerlukan pendekatan multi-dimensi. Rekomendasi untuk mengatasi fenomena ini meliputi: Peningkatan Pendidikan, Reformasi Kebijakan dan Perubahan Sosial.</p>RisdayatiHesti AsriwandariMatridi Umar
Copyright (c) 2025 Seminar Nasional PSGK (Pusat Studi Gender dan Keluarga)
2025-04-182025-04-18117384PENTINGNYA KELEKATAN KELUARGA DALAM MENCEGAH TINDAK KEKERASAN PADA PEREMPUAN DAN ANAK
https://conference.unib.ac.id/index.php/semnas_psgk/article/view/255
<p>Kasus kekerasan pada anak dan perempuan semakin hari semakin memprihatikan, dengan bentuk kasus yang semakin beragam sehingga membuat para orangtua harus lebih waspada dalam penjagaan anak-anaknya. Kekhawatiran orangtua bukan hanya jika anak menjadi korban kekerasan pihak lain, namun juga kekhawatiran orangtua jika anaknya menjadi pelaku kekerasan pada pihak lain. Kelekatan atau attachment menurut Bowlby merupakan suatu ikatan emosional yang dibangun oleh orang tua dengan anak. Attachment berguna untuk meningkatkan rasa aman, nyaman dan rasa percaya diri pada kehidupan selanjutnya. Apabila anak mendapatkan kelekatan yang nyaman dan aman maka mereka akan merasa percaya diri dan dapat berinterksi dengan orang lain. Sebaliknya, jika anak kurang mendapatkan kelekatan maka akan merasa tidak percaya diri serta tidak merasa aman jika berinteraksi dengan orang lain. Melalui kelekatan antar anggota keluarga, maka akan terjalin komunikasi efektif yang dapat melindungi anak dari tindak kekerasan yang mengintai. Jika terjadi kelekatan yang baik dalam keluarga, anak dapat berinteraksi dengan baik di lingkungan sosialnya dan tidak akan melakukan tindak kekerasan pada orang lain. Penelitian ini dilakukan menggunakan pendekatan studi literatur dengan berbagai sumber referensi yang berhubungan dengan topik. Membangun kelekatan dapat dilakukan pada keluarga dengan tempat tinggal yang sama maupun dengan keluarga yang berbeda tempat tinggal (commuter marriage). Hambatan membangun kelekatan keluarga dapat diatasi dengan pemanfaatan teknologi komunikasi, tentunya dengan saling meluangkan waktu diantara anggota keluarga untuk saling melekatkan diri, membangun komunikasi efektif antar anggota keluarga, menumbuhkan empati dan peduli antar anggota keluarga.</p> <p>Kata kunci : Kekerasan Anak, Kekerasan Perempuan, Kelekatan Keluarga</p> <p>ABSTRACT</p> <p>Cases of violence against children and women are increasingly concerning, with increasingly diverse forms of cases. So that parents must be more vigilant in protecting their children. Parents' concerns are not only if their children become victims of violence from other parties, but also parents' concerns if their children become perpetrators of violence against other parties. Attachment according to Bowlby is an emotional bond built by parents with children. Attachment is useful for increasing a sense of security, comfort and self-confidence in later life. If children get comfortable and safe attachments, they will feel confident and can interact with others. Conversely, if children do not get enough attachments, they will feel insecure and unsafe when interacting with others. Through attachment between family members, effective communication will be established that can protect children from lurking violence. If there is good attachment in the family, children can interact well in their social environment and will not commit acts of violence against others. This study was conducted using a literature study approach with various reference sources related to the topic. Building attachment can be done in families with the same residence or with families who live in different residences (commuter marriage). Obstacles to building family attachment can be overcome by utilizing communication technology, of course by spending time with each other among family members to attach themselves to each other, building effective communication between family members, fostering empathy and caring between family members.</p> <p> </p>Novi Widiastuti
Copyright (c) 2025 Seminar Nasional PSGK (Pusat Studi Gender dan Keluarga)
2025-04-182025-04-18118598Kekerasan Verbal terhadap Perempuan di Media Sosial TikTok: Studi Kasus “Bernadya” dalam Perspektif Kekerasan Berbasis Gender
https://conference.unib.ac.id/index.php/semnas_psgk/article/view/265
<p>Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana kekerasan verbal di media sosial mencerminkan ketimpangan gender dan objektifikasi terhadap perempuan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan analisis wacana kritis untuk memahami pola-pola pelecehan verbal yang muncul dalam komentar terhadap video <em>tiktok </em>dari akun penyanyi Bernadya (@bearnotber). Data diperoleh dengan mengamati dan mengumpulkan komentar yang merendahkan, menghina, atau mengobjektifikasi bentuk tubuh Bernadya dari video TikTok yang berjudul “Bernadya pulang kampung”. Analisis dilakukan dengan mengidentifikasi tema dan motif dari komentar-komentar tersebut untuk memahami bagaimana kekerasan verbal berfungsi sebagai bentuk kekerasan berbasis gender. Dengan pendekatan kualitatif dan analisis wacana kritis, penelitian ini menggali pola pelecehan verbal yang dialami Bernadya, faktor yang mendorong terjadinya kekerasan berbasis gender di dunia maya, dan dampaknya terhadap korban. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelecehan verbal ini merupakan cerminan dari budaya patriarki yang menempatkan perempuan sebagai objek seksual dan memperkuat ketimpangan gender di ruang digital. Kekerasan verbal terhadap Perempuan seringkali dinormalisasi dalam media sosial. Hal ini juga menunjukkan bahwa kekerasan verbal yang terjadi di media sosial merupakan manifestasi dari kekerasan gender yang terjadi dalam masyarakat. Melihat fenomena ini, perlu dilakukan peningkatan literasi digital agar masyarakat memahami dampak negatif kekerasan verbal. Selain itu perlu adanya kebijakan sosial media sebagai <em>platform</em> terjadinya kekerasan terhadap perempuan berbasis <em>online</em>.</p>Meli Afrodita
Copyright (c) 2025 Seminar Nasional PSGK (Pusat Studi Gender dan Keluarga)
2025-04-182025-04-181199105MASKULINITAS BARU DALAM FILM-GENRE ISLAMI: PROTOTIPE MASA DEPAN PENCEGAHAN KEKERASAN BERBASIS GENDER
https://conference.unib.ac.id/index.php/semnas_psgk/article/view/264
<p style="margin: 0in; text-align: justify;"><em><span lang="EN-ID">The representation of new masculinity in Islamic film genres is considered crucial as a preventive approach to violence against women and children. Traditional masculinity is often associated with domination and violence, whereas inclusive and humanistic masculinity offers greater potential to create a safe and equal social environment. This study aims to analyze the potential of humanistic masculinity depicted in Islamic films as a model for preventing gender-based violence and its relevance for wider gender equality campaigns. This research employs multimodal critical discourse analysis to examine how Islamic film genres represent new forms of masculinity that support gender equality and reduce gender-based violence. The focus of this study is on the discourse surrounding the role of men in supporting women, caregiving, and emotional openness. CDA is used to explore how narratives, characters, and social interactions in these films create more inclusive masculinity discourses. The analysis reveals that Islamic films promote a form of humanistic masculinity in which men are involved in domestic roles, show empathy, and provide support to women, fellow men, and children. This model serves as a potential prototype for preventing gender-based violence and is relevant to broader gender equality campaigns. The implications of this research underscore the importance of representing new masculinity in education to raise awareness of more inclusive and equitable gender models.</span></em></p> <p style="margin: 0in; text-align: justify;"><em><span lang="EN-ID"> </span></em></p>Andriadi AndriadiAhmad SyarifinSarwir Sarwono
Copyright (c) 2025 Seminar Nasional PSGK (Pusat Studi Gender dan Keluarga)
2025-04-182025-04-1811106117TINGKAT PARTISIPASI PEREMPUAN PESISIR DALAM KEGIATAN PENAMBANGAN BATUBARA DAERAH ALIRAN SUNGAI DI KABUPATEN BENGKULU TENGAH SERTA PENGARUHNYA PADA PERUBAHAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM KELUARGA
https://conference.unib.ac.id/index.php/semnas_psgk/article/view/266
<p>Artikel ini bertujuan membahas tingkat partisipasi perempuan dalam kegiatan penambangan batubara limbah di daerah aliran sungai (DAS) Kabupaten Bengkulu Tengah, kesenjangan perempuan sebagai buruh penambangan batubara limbah, serta hubungannya dengan peningkatan kesejahteraan dalam keluarga. Saat ini belum ada program, kegiatan yang memberikan pehatian serta keberpihakan pada kelompok perempuan. Posisi perempuan pada proses pengambilan keputusan di pertambangan tidak strategis, Kesenjangan ini menyebabkan terlembagakannya (<em>institutionlized</em>) bias gender dalam berbagai kebijakan. Sikap para pengelola dan pelaksana yang bias gender dan resisten terhadap kesetaraan itu, secara signifikan dan berkelanjutan akan berdampak pada bertahannya kesenjangan gender dalam waktu yang lama. Perubahan sistem kerja berpengaruh pada berbagai hal dalam kehidupan rumah tangga penambang perempuan. Pola relasi suami, istri dan anggota keluarga yang lain menjadi semakin terbuka, walaupun perempuan semakin terbebani dengan sistem pekerjaan itu, namun perempuan mulai dapat menampakkan kekuatan di bidang ekonomi dengan gaji/upah yang mereka peroleh, bahkan tidak jarang penghasilan inilah yang menjadi sumber utama bagi kelangsungan hidup keluarga. Sosialisasi peran gender yang ada dan menjadi bagian dari <em>blue-print </em>masyarakat, menjadikan perempuan dan laki-laki memaknai dirinya sedemikian rupa. Nilai kepantasan bagi seorang perempuan dan seorang laki-laki masih melekat kuat dalam benak masyarakat. Bias-bias gender banyak ditemui di lingkungan rumah tangga, keluarga, lingkungan kerja, bahkan masyarakat penambang batubara itu sendiri</p>Yayah ChanafiahMerakati Handajaningsih
Copyright (c) 2025 Seminar Nasional PSGK (Pusat Studi Gender dan Keluarga)
2025-04-182025-04-1811118129